Imbas Corona, Pilar Asing Persebaya Tahan Beratnya Rindu ke Keluarga
- Instagram/@makankonate10
VIVA – Gelandang Persebaya Surabaya, Makan Konate, harus menahan beratnya rindu tak bisa bertemu dengan keluarga lantaran negara asalnya, Mali, melakukan lockdown sebagai usaha penekanan virus corona COVID-19. Akibatnya, Konate tak bisa pulang ke Mali.
Kompetisi Liga 1 2020 sedang dihentikan sementara atau dalam kondisi force majeure karena virus corona di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Hingga hari ini, Minggu 5 April 2020, sudah ada 2.273 pasien yang dinyatakan positif mengidap penyakit yang berasal dari China ini.
Penghentian sementara kompetisi membuat klub, salah satunya Persebaya, meliburkan skuadnya hingga batas waktu yang belum ditentukan. Imbasnya, para pemain baik lokal maupun asing memilih untuk pulang kampung dan berkumpul dengan keluarga.
David da Silva, Mahmoud Eid, dan Aryn Williams adalah pemain asing Bajul Ijo yang sudah terlebih dulu pulang ke negara masing-masing. Kini, hanya tersisa empat pemain yang bertahan di Surabaya dan salah satunya Makan Konate.
Eks penggawa Arema FC terpaksa bertahan di Indonesia karena Mali menerapkan aturan lockdown sejak 26 Maret 2020 agar menekan penyebaran COVID-19. Situasi tersebut membuat Konate terpaksa menunda kepulangannya ke Mali.
"Saya rindu sekali sama istri. Alhamdulillah, istri dan keluarga semua (kondisi) baik. Untuk sekarang saya tetap di apartemen saja latihan," ujar eks penggawa Sriwijaya FC dikutip situs resmi Persebaya.
Beruntung, kecanggihan teknologi bisa membantu mengurangi rasa rindu pada istri dan keluarganya. Hampir setiap hari mereka saling memberi kabar lewat telepon dan video call.
"Setiap hari saya komunikasi lewat telepon maupun video call sama dia terus. Istri tahu situasinya sekarang, dia juga rindu sama saya," tutur dia.
Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19
Lantas bagaimana jejak perjalanan mewabahnya virus mematikan Sars-CoV-2 tersebut, hingga langsung memunculkan situasi pandemi yang mencekam di Tanah Air?
