Striker PSM Makassar Pasrah Gajinya Dipotong
- Instagram/@osasmarvellous
VIVA – Bomber PSM Makassar, Osas Saha, pasrah jika pandemi virus corona COVID-19 yang menghantam Indonesia membuat gajinya dipotong.
Liga 1 2020 dihentikan sampai waktu yang belum ditentukan. Hal ini tak lepas dari merebaknya wabah corona di Tanah Air. Tadinya, PSSI memutuskan Liga 1 ditunda selama dua pekan, terhitung sejak 16 Maret 2020.
Namun, karena pemerintah Republik Indonesia mengambil tindakan dengan menghentikan sementara kegiatan perkantoran, PSSI pun mengikutinya. Alhasil, kompetisi baru akan bergulir jika sudah ada lampu hijau dari pemerintah.
Terkait tidak ada kejelasan kapan kompetisi akan kembali bergulir, sebelumnya sejumlah klub meminta perlindungan kepada PSSI.
Mereka berharap PSSI tidak sekadar menghentikan kompetisi, tapi harus ada tindak lanjutnya yang memiliki dampak positif dengan kepentingan klub dan pemain di dalamnya.
Tentunya, saat kompetisi terhenti, banyak kontrak yang tak berjalan dan membuat pemasukan berkurang. Sementara itu, beban pengeluaran harus berjalan. Dan, salah satu beban terberat adalah gaji pemain.
Jika PSSI tak kunjung memberi kebijakan yang berdampak positif, mau tak mau, cepat atau lambat, klub bisa saja akan memotong gaji para pemainnya. Nah, mengenai kemungkinan-kemungkinan itu,
Bomber PSM, Osas Saha buka suara. Penyerang naturalisasi itu sebenarnya tak mau memikirkan skenario terburuk. Dia mau berpikir positif, dan berharap wabah corona segera berlalu. Sehingga, penangguhan kompetisi tidak berlarut-larut.
Namun, jika memang penyebaran virus corona di Indonesia terus berlanjut, Osas tak memungkiri situasi itu akan membuat klub-klub kesulitan.
"Tentu kalau sudah tiga atau empat bulan situasi seperti ini tidak berubah, bisa saja manajemen mau menurunkan gaji," kata Osas kepada VIVA, Kamis 26 Maret 2020.
"Jika itu memang terjadi, saya sih tidak masalah, karena itu kebijakan manajemen dan demi keberlangsungan tim. Tapi yang saya harap situasi ini segera belalu agar kompetisi bisa kembali berjalan," imbuhnya.
PSSI harus bertindak tegas untuk menyikapi hal ini dengan bijak. Mungkin, PSSI bisa menginstruksikan PT Liga Indonesia Baru (LIB), selaku oprator kompetisi untuk membayarkan subsidi bagian Maret 2020.