Terungkap, Hampir Semua Klub Liga 2 Belum Terverifikasi BOPI
- VIVA/Sadam Maulana (1-4-19)
VIVA – Fakta terbaru terungkap dari hasil rapat antara Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB) perihal pemberian rekomendasi bergulirnya Liga 2 2019. Rencanya, kasta kedua kompetisi Tanah Air itu bakal dimulai pada 22 Juni 2019. Namun, hampir semua kontestan belum lolos verifikasi administrasi.
Berdasarkan dokumen yang diserahkan PT LIB kepada BOPI, baru ada tiga dari 23 klub Liga 2 yang nyaris sempurna data-datanya. Mereka adalah Persatu Tuban, PSIM Yogyakarta, dan Persis Solo. Selain itu, semuanya tidak lolos, bahkan ada sejumlah klub yang tidak memiliki dokumen.Â
BOPI juga membeberkan, selama ini banyak masalah dari klub-klub Liga 2 yang tidak terekspos ke masyarakat seperti adanya penunggakan gaji pemain, hingga kesalahan kriteria izin usaha dari PT yang menaungi klub peserta. Seperti halnya yang terjadi pada Mitra Kukar, Persiba Balikpapan.Â
"Kebanyakan itu izin usahanya tidak sesuai. Padahal, kalau mau bikin PT kan jelas bergerak di bidang apa. Kalau klub sepakbola jelas ada klausulnya. Sementara Mitra Kukar itu izin usahanya perdagangan barang dan jasa, Persiba ekspor dan impor," kata Sekjen BOPI, Sandi Suwardi Hasan di Kantor BOPI, Jakarta, Kamis 13 Juni 2019.
"Yang kita tahu kan selama ini Sriwijaya, PSPS Riau, PSMS Medan masih bermasalah tunggakan gaji. Tapi masih banyak lagi seperti Persewar Waropen, PSBS Biak, Bogor FC. Bahkan, Bogor FC dan Blitar United tidak ada sama sekali dokumennya," jelasnya.
Terkait hal ini, BOPI berharap LIB lebih bersikap profesional dan tidak mudah melegalisasi klub. Hal kedua yang menjadi penting adalah LIB diminta tidak boleh berpangku tangan untuk menyempurnakan data-data kontestan. BOPI mengatakan tak segan untuk memberikan sikap tegas untuk tidak mengeluarkan rekomendasi.
"Hal seperti ini tidak boleh terjadi lagi. Jika itu masih terulang tidak ada alasan bagi kami untuk memberikan rekomendasi. Bagi BOPI, sudah berkomitmen tidak boleh lagi secara prinsip mengganggu profesionalisme Liga 1 maupun Liga 2," tutupnya.