Pengakuan Eks Petinggi Departemen Wasit PSSI Soal Mafia Skor
- VIVA.co.id/Anry Dhanniary
VIVA – Polemik mafia bola dan pengaturan skor pada kompetisi sepakbola Indonesia terus jadi perhatian publik Tanah Air.
Pihak Kepolisian Republik Indonesia bahkan membentuk Satgas khusus yang telah bergerak membongkar praktik suap dan memburu para mafia. Pada kasus tersebut, wasit menjadi salah satu elemen yang sangat menjadi sorotan. Korps wasit kerap dianggap sebagai "pemain" penting dalam praktik-praktik pengaturan skor.
Mantan Ketua Departemen Wasit PSSI, Ngadiman Asri menuturkan beberapa poin terkait hal yang terjadi dalam situasi wasit nasional yang kerap dicap sebagai salah satu biang munculnya praktik pengaturan skor.
"Perkembangan terakhir saat ini setelah resign pada 1 Agustus 2018 lalu saya cuma bisa mengikuti dari media-media perihal kasus tersebut, tapi sepengetahuan saya sekarang sudah tidak ada lagi Departemen Wasit, tapi langsung Kepala Komite Teknik Perwasitan," kata Ngadiman Asri kepada VIVA, Kamis 3 Januari 2019.
"Masing-masing wasit Liga 1 dan Liga 2 itu di awal kompetisi sudah sepakat menandatangani pernyataan fakta integritas kepada Ketua Umum PSSI di Kantor Makostrad. Wasit-wasit seharusnya sudah tahu bagaimana cara terhindar dari praktik-praktik upaya penyuapan semua itu," kata dia menambahkan.
Lantas seperti apa sebenarnya upaya menangkal praktik kotor tersebut ke dalam tubuh korps wasit nasional? Sejumlah fakta pun mulai terungkap dari kondisi pembinaan para wasit yang berkiprah di kompetisi Tanah Air.
"PSSI sebenarnya sudah ada sistem Intelligence Sports, tapi kami menyikapinya tidak sampai ke sana. Waktu tahun lalu itu kalau ada wasit salah, kita lihat kesalahannya lalu kita hukum enggak boleh memimpin selama berapa Minggu, ya sudah," ujar Ngadiman.
Sayangnya, menurut Ngadiman, saat itu mereka tidak terpikir bakal ada praktik mafia pengaturan skor yang memanfaatkan wasit sebagai senjatanya.
"Tapi kita enggak terpikir sampai ada pengaturan skor, yang lalu itu mereka lakukan kesalahan ya yang manusiawi saja, dan tidak terkesan yang macam-macam begitu. Tapi sekarang sampai ada sejauh itu, saya juga enggak mengikuti perkembangannya seperti apa," katanya. (pul)