Drama Panas 2 Tim Zona Merah
- ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
VIVA – Di luar prediksi, Liga 1 2018 berlangsung sangat ketat hingga akhir. Tidak hanya dalam perburuan gelar juara, persaingan ketat juga terjadi di zona degradasi.
Hingga satu laga tersisa, belum ada yang dipastikan menjadi juara. Alhasil, perburuan gelar juara baru akan ditentukan di laga terakhir.
Ada dua tim yang bersaing ketat di puncak klasemen. Yaitu Persija (59 poin) yang saat ini di puncak, dengan PSM Makassar (58 poin) di posisi dua.
Namun, persaingan lebih panas justru terjadi di papan bawah. Belum ada tiga tim yang dipastikan bakal terdegradasi ke Liga 2. Masih ada 5 tim yang bersaing.
Dan drama sengit pun terjadi kala dua tim zona merah, PSMS Medan serta PS Tira bertarung sengit di laga pekan ke-33 yang berlangsung di Stadion Pakansari, Rabu malam 5 Desember 2018.
Di pertandingan tersebut, enam gol tercipta. Tidak hanya itu, wasit juga terpaksa harus mengeluarkan enam kartu kuning dan dua kartu merah di laga ini.
Digasak PS Tira, PSMS Kian Terancam Turun Kasta
Dalam duel panas ini, PS Tira yang berstatus tim juru kunci, sukses menggasak PSMS Medan 4-2. Bintang asing PS Tira, Aleksandar Rakic mencetak hattrick di laga ini.
PSMS dan PS Tira sama-sama dituntut menang dalam laga ini, demi menjaga peluang lolos dari degradasi. Oleh sebab itu, pertandingan kedua tim sudah berjalan panas sejak menit awal.Â
Namun, hingga turun minum, baik PSMS maupun PS Tira masih sama-sama gagal memaksimalkan sejumlah peluang. Skor sementara imbang 0-0 di babak pertama.
Kebuntuan PS Tira akhirnya pecah di menit 53. Aleksandar Rakic melepas tendangan keras ke gawang tanpa bisa dihalau Abdul Rohim.
PSMS yang tertinggal, justru kesulitan untuk membuat peluang. Gawang PSMS malah kembali kebobolan di menit 77 lewat gol kedua Rakic.Â
Rakic kembali mencatatkan namanya di papan skor sekaligus membawa PS Tira unggul 2-0, usai memaksimalkan umpan yang dikirim oleh Dimas.
Berselang tiga menit, Rakic berhasil mencetak hattrick dan memperbesar kemenangan PS TIRA. Tendangan bebas pemain 31 tahun ini membuat Abdul Rohim terdiam.
PSMS akhirnya mampu memperkecil ketinggalan di menit 84 lewat gol Rachmad yang berdiri bebas dengan mudah mampu membobol gawang Angga lewat sundulannya.
Akan tetapi, PS Tira kembali mampu menambah keunggulannya, lewat gol Dimas. Dia lolos perangkap offiside dan bisa mencetak gol keempat PS Tira.
PSMS sempat mencetak gol lagi lewat Rachmad jelang di menit 90. Tapi, gol tersebut tetap tak mampu menyelamatkan PSMS dari kekalahan 2-4 dari PS Tira.
Menang, PS Tira Jaga Asa
Kemenangan atas PSMS ini membawa PS Tira naik satu tingkat ke posisi 17 dari 18 klasemen sementara dengan raihan 39 poin dari 33 pertandingan.Â
Sementara itu, kekalahan ini membuat PSMS besutan Peter Butler turun satu tingkat ke posisi juru kunci dengan catatan 37 poin dari 33 laga.Â
Jika masih ingin bertahan di Liga 1, PS Tira dan PSMS harus memetik poin penuh dalam laga terakhir, akhir pekan ini, Minggu 9 Desember 2018.Â
PS Tira akan melawat ke markas Borneo FC, sementara PSMS akan menghadapi salah satu kandidat juara, PSM Makassar di Stadion Mattoangin.
"(PS Tira) Terhindar dari degradasi cukup besar. Target saya tercapai (kalahkan PSMS)," kata Pelatih PS Tira, Nilmaizar usai pertandingan.Â
"Tinggal nanti melawan Borneo FC (pekan 34). Memang kita bersaing dengan lima tim lain. Tapi masih ada satu pertandingan lagi," lanjutnya.
Dengan hasil ini maka siapa tiga tim yang akan terdegradasi masih harus ditentukan hingga pekan 34. Nil pun berharap, timnya akan selamat dari degradasi.Â
"Siapa tiga tim yang terdegradasi? Semoga PS Tira selamat dan tetap bertahan di Liga 1," tambah Nil.Â
Memang, nasib PS Tira dan PSMS masih ditentukan oleh hasil tiga tim di atas posisi mereka di klasemen. Yaitu, Sriwijaya FC, Mitra Kukar dan Perseru Serui.
Seperti diketahui, Ketiga tim ini juga bakal berjuang keras lolos zona degradasi. Mereka harus menang jika tidak ingin turun kasta ke Liga 2.
Sriwijaya FC, Mitra Kukar dan Perseru Serui berada di posisi 14, 15 dan 16 dengan memiliki poin sama, 39 poin dari 33 pertandingan.