Sriwijaya FC Kisruh, Isu Kepemilikan Memanas
- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA – Kisruh di tubuh Sriwijaya FC belum berakhir. Setelah permasalahan gaji pemain mereda, kini timbul isu baru yang memanaskan suasana, tentang siapa sesungguhnya pemilik klub berjuluk Laskar Wong Kito itu.
Permasalahan ini muncul setelah keluarnya pernyataan dari Direktur Utama PT Sriwijaya Optimis Mandiri, Muddai Madang, bahwa ternyata Elang Andalas bukan milik Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
Padahal, Sriwijaya FC belum dikelola secara profesional. Dan lebih separuh saham Sriwijaya FC merupakan milik pemerintah daerah. Tak ayal, masyarakat peduli Sriwijaya FC memprotes keras pernyataan tersebut.
Ketua Tim Advokasi Masyarakat Sumatera Selatan Peduli Sriwijaya FC, Muhammad Arif Gunawan menegaskan, pihaknya memprotes pernyataan itu karena 58 persen saham Sriwijaya FC masih dimiliki Pemprov Sumatera Selatan.
Sementara 42 persen saham lainnya, merupakan milik tiga orang, terdiri dari Muddai Madang, MC Baryadi (mantan Manajer Sriwijaya FC) dan Bakti Setiawan (penggagas berdirinya Sriwijaya FC).
"Yang kita ketahui bersama bahwa saham 58 persen Sriwijaya FC masih dimiliki Pemerintah Sumatera Selatan melalui Yayasan Sekolah Sepakbola. Memang ada saham mereka (Muddai Madang, Baryadi dan Bakti), tapi mayoritas milik pemerintah daerah," kata Arif, Rabu 12 September 2018.
Arif meminta agar semua pihak sadar jika ada dana yang dikeluarkan Pemprov Sumatera Selatan sebesar Rp6 miliar saat pembelian klub dari Persijatim menjadi Sriwijaya FC.
FOTO: Tim Advokasi Masyarakat Sumsel Peduli Sriwijaya FC.
Pihaknya juga siap untuk membuktikan dengan data serta menemui DPRD guna mempertanyakan pengeluaran anggaran tim. Karena bagaimanapun ada anggaran dari APBD yang dikeluarkan untuk Sriwijaya FC.
"Kami juga akan mendorong dan mendesak Gubernur terpilih Herman Deru bersama DPRD agar segera membuat Perda. Intinya menjadikan Sriwijaya FC sebagai BUMD. Sriwijaya FC ini kebanggaan kita, milik masyarakat Sumatera Selatan," kata Arif.
Menurut Arif, sejak Persijatim di take over dan berubah nama jadi Sriwijaya FC, sudah banyak dana APBD Sumsel yang dikeluarkan. Sriwijaya FC juga tidak bisa lepas secara penuh dan dikelola secara profesional.
Jikapun Sriwijaya FC dikelola PT Sriwijaya Optimis Mandiri, saham mayoritas Elang Andalas masih milik Pemprov Sumatera Selatan dengan 58 persen.
"Kalau proses ini benar dan sesuai aturan hukum, tentu kami tidak akan permasalahkan. Kalau memang ada yayasan yang mengelola Sriwijaya FC secara profesional, coba jelaskan ke kami kapan pengambilalihannya?," ujar Arif. (ren)