Tumbal Nyawa dan Aksi Sok Jagoan Suporter Liga 1

Ricuh suporter usai duel Arema FC kontra Persib Bandung
Sumber :
  • ANTARA FOTO/H Prabow

VIVA – Liga 1 meminta tumbal nyawa lagi. Ya, korban jiwa kembali jatuh dari pihak suporter setelah menyaksikan pertandingan PS TIRA kontra Persebaya Surabaya. Tak berhenti sampai di situ. Lebih dari 200 orang luka-luka usai insiden ricuh suporter usai duel Arema FC kontra Persib Bandung.

Apakah nyawa orang jadi harga yang setara dengan hanya sebuah klub sepakbola? Tentu tidak. Namun, korban meninggal dunia sekan biasa dalam dunia sepakbola Indonesia. 

Micko Pratama, pemuda berusia 17 tahun yang merupakan anggota Bonek, suporter fanatik Persebaya, meregang nyawa di tangan orang bersenjata.

Bonek saat dianiaya di Solo.

Micko tentu dalam keadaan bahagia, sebab, ia baru saja pulang menyaksikan laga tandang Persebaya kontra PS Tira di Stadion Sultan Agung, Bantul, dalam laga pekan ke-4 Liga 1, 13 April 2018. Kebahagiaan Micko kian lengkap setelah armada Bajul Ijo menang telak 4-1 atas PS Tira.

Namun naas, Micko yang hendak pulang dari Bantul menuju Surabaya dihadang sekelompok pemuda bersenjata. Micko dipukuli, ditendangi, dilempar batu, dan jadi korban sikap yang seharusnya tidak dimiliki makhluk bernurani.

Mendapat pukulan, tendangan, dan lemparan, Micko pun tak kuat, nyawa Micko akhirnya melayang. Miris, tewasnya Micko bukan yang pertama kali dalam dunia sepakbola Indonesia.

Muhammad Fahreza, suporter Persija Jakarta yang tewas karena disebut dianiaya petugas keamanan. Lalu, ada pemuda lainnya yang juga meninggal dunia saat menyaksikan laga Persib Bandung melawan Arema di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Ricko Andrean.

Dua nama tersebut mewakili kondisi miris sepakbola Indonesia jika berbicara non-teknis. Sebab, suporter adalah bagian dari tim. Keberadaan mereka harusnya mendapat perlindungan tak cuma dari petugas keamanan, tapi juga dari klub bersangkutan.

Permohonan Dikabulkan, Duel Persib Lawan Bali United Resmi Ditunda

Sepakbola Bukan Ajang Gladiator 

Dalam banyak video yang diunggah di dunia maya, jelas jika Micko mendapat perlakuan yang tak manusiawi. Micko sempat berdiri untuk berusaha menyelamatkan nyawa sendiri, sebelum ambruk. 

Tantang Borneo FC, Ciro Alves Siap Tampil All Out

Tak digubris orang bersenata yang menyerangnya, Micko terus dipukuli hingga ambruk dan meninggal. Tewasnya Micko membuat pihak kepolisian didesak untuk mengusut tuntas kasus ini.

Almarhum Micko semasa hidup.

Masalah Kesehatan, David da Silva Diragukan Tampil Lawan Borneo FC

Kapolresta Surakarta, Kombes Ribut Hari Wibowo, menegaskan jika pihaknya akan mengusut tuntas kasus kematian Micko. Tak cuma itu, Ribut juga menghimbau jika Bonek mempercayakan kasus ini kepada kepolisian. 

Himbauan Ribut jelas agar tidak ada aksi balasan bak gladiator. Dan tentunya, Bonek bisa mengawal langsung kelanjutan kasus ini.

"Kami mohon kepada rekan-rekan Bonek di mana pun berada percayakan kasus ini kepada Polresta Surakarta, kami akan segera mungkin melakukan penyelidikan secara profesional," kata Kapolresta Surakarta, Kombes Ribut Hari Wibowo.

Cerita Sok Jagoan dari Kanjuruhan

Cerita kekerasan dalam sepakbola Indonesia tak berhenti pada kematian Micko. 212 orang terluka dalam insiden ricuh suporter dengan pihak keamanan usai laga Arema kontra Persib di Stadion Kanjuruhan, Minggu 15 April 2018.

Ratusan suporter turun ke lapangan dan terlibat baku hantam dengan petugas keamanan. Penyebabnya spele. Kepemimpinan wasit, Handri Kristanto, tak tegas. Kemudian, rasa kekecewaan para Aremania (suporter Arema) terhadap performa armada Singo Edan di ajang Liga 1 musim ini.

Kerusuhan Suporter pada Laga Arema vs Persib

Satu penyebab lainnya, tindakan petugas untuk menghalau Aremania yang masuk ke lapangan dinilai terlalu keras. Aksi represif petugas ini yang membuat ratusan Aremania murka dan menjadikan lapangan sebagai media aksi sok jagoan. Akibat aksi anarkis Aremania, pelatih Persib asal Argentina, Roberto Carlos Mario Gomez, mengalami luka di bagian kepala. Gomez mendrita luka di bagian dahi, usai terkena lemparan benda keras.

Kerusuhan Suporter pada Laga Arema vs Persib

"Semua bisa analisa permainan Arema selama Liga 1 musim ini seperti apa. Harus ada evaluasi, perkembangan. Suporter jangan dijadikan kambing hitam. Dengan kejadian kemarin, kami turut prihatin," kata Sukarno, salah satu anggota Aremania yang jadi saksi insiden tersebut. 

"Harusnya keamanan tak menangkap Aremania yang masih di pinggir lapangan. Lalu, ada gas air mata yang ditembakkan ke arah tribun. Itu bikin Aremania marah, karena banyak suporter yang bergelimpangan terkena gas air mata. Itu jelas salah prosedur," ujarnya.

Akibat tindakan anarkis Aremania, Arema pun harus siap menerima sanksi berat dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Ketua Komdis PSSI, Asep Edwin menegaskan, pihaknya takkan mengampuni Arema pasca kejadian ini.

Kerusuhan Suporter pada Laga Arema vs Persib

"Kami sangat menyayangkan insiden tersebut, tetapi kami belum menerima laporan resmi, jadi masih menunggu laporan dari LIB (Liga Indonesia Baru). Biasanya, laporan masuk Selasa, besoknya sidang. Pengumuman akan dikeluarkan pada Kamis. Diusahakan putusan keluar hari itu juga. Tetapi, kalau pihak terkait tak bisa datang, pengambilan putusan bisa saja ditunda," kata Asep kepada VIVA, Senin 16 April 2018.

"Intinya dari Komdis, kalau itu memenuhi unsur pelanggaran yang diatur dalam kode disiplin, ya pasti akan kami beri hukuman tanpa ampun. Apalagi, kode disiplin sudah berubah dengan pakai yang 2018. Hukuman bisa lebih berat karena referensinya ke AFC," ujarnya.

Siapa lagi yang harus disalahkan setelah nyawa suporter kembali melayang? Lantas, format keamanan seperti apa yang harus diterapkan untuk mengawal pertandingan sepakbola, baik sebelum pertandingan atau pun sesudahnya? 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya