Trump Jadi Presiden, Apa Dampak Buruk untuk Premier League?
- REUTERS/Mike Segar
VIVA.co.id – Disadari atau tidak, situasi politik di Amerika Serikat, dengan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden, akan berdampak pada sepakbola. The Sun melansir beberapa dampak dari terpilihnya Trump sebagai presiden terhadap persepakbolaan Inggris.
Berikut beberapa kemungkinannya.
1. Pemain Akan "Serbu" Inggris
Seperti diketahui, Trump memiliki kebijakan soal penekanan jumlah imigran di Amerika Serikat. Trump juga akan menangguhkan visa ke beberapa negara.
Ini menjadi semacam "alat paksa" pemain yang berasal dari luar Amerika Serikat untuk mencari tempat baru. Dan, Inggris diyakini akan menjadi destinasi para pemain tersebut untuk melanjutkan karier.
Jika hal itu terjadi, maka jumlah pemain asing di Inggris akan meningkat tajam. Bak efek domino, ini juga akan berdampak pada kualitas dan kesempatan pemain asli untuk bersaing.
2. Pemain Minoritas Makin Terhimpit
Masih berkaitan dengan poin di nomor 1. Sekali pun para pemain dari luar Amerika Serikat tetap mendapat ruang untuk bisa bermain, tentu mereka tetap merasakan "Trump Effect", di mana pemain akan merasa keberadaannya dipandang sebelah mata.
Contohnya, pemain kulit hitam akan semakin tersingkirkan. Sebab Trump, selain anti terhadap imigran, dia juga tak ramah dengan orang kulit hitam. Sekali lagi, Premier League akan menjadi tujuan para pemain "terpinggrikan" ini.
3. Eksodus dari Tanah Inggris
Jika nomor 1 dan 2 menjelaskan kemungkinan adanya arus yang deras dari para pemain yang datang ke Inggris. Poin ini menjelaskan bagaimana justru para pemain yang berkompetisi di Inggris akan pindah ke Amerika Serikat.
Ini dikarenakan menginginkan pajak yang rendah dari mereka yang berpenghasilan tinggi. Seperti diketahui, pemain-pemain yang sudah mendekati akhir karier seperti Steven Gerrard dan Frank Lampard memilih MLS sebagai tujuan akhir.
Iming-iming gaji besar menjadi daya tarik liga Negeri Paman Sam tersebut. Bukan tidak mungkin, pemain akan berebut untuk hijrah ke Amerika Serikat untuk menikmati kebijakan "Lower Taxes" Trump.
4. Amerika Serikat Tak Lagi jadi Destinasi Pramusim
Musim panas 2016 lalu terselenggara 17 pertandingan pramusim yang melibatkan klub-klub Inggris bermain di Amerika Serikat. Dan AS menjadi negara dengan pemecah rekor penonton terbanyak.
Tapi, Jika Presiden baru ingin membuat Amerika setangguh seperti apa yang diucapkan saat berkampanye, bisa jadi klub-klub Premier League memutuskan untuk mencari destinasi lain untuk melakukan tur pramusim.
Trump kini terpilih sebagai orang nomor 1 di Amerika setelah mengalahkan pesaingnya, Hillary Clinton. Dia dinyatakan sebagai presiden AS setelah meraup 270 electoral votes, sebagai batas minimal yang diperlukan untuk menjadi penghuni baru Gedung Putih.