Borong Penyerang adalah Bagian dari 'Cetak Biru' Liga China
- Reuters / Andrew Yates
VIVA.co.id - Klub-klub dari Liga Super China (Chinese Super League/CSL) mencatatkan pengeluaran terbesar, pada Januari lalu, saat banyak klub Eropa masih menahan diri. Aksi borong pemain mahal ke China juga belum selesai. Masih ada dua pekan sebelum bursa transfer CSL ditutup.
Dilansir dari Mirror pada Jumat, 12 Februari 2016, pembelian bukan hanya dilakukan klub yang didukung pengusaha kaya, tapi juga CSL yang kemudian menyalurkannya ke klub. Cara itu juga dilakukan Major League Soccer (MLS), untuk mengembangkan sepakbola di Amerika Serikat (AS).
CSL mampu membeli pemain berapa pun harganya. Pemerintah China menyediakan stimulus sebesar USD850 miliar atau Rp11.000 triliun, untuk mewujudkan ambisi menjadikan China sebagai negara terdepan dalam sepakbola.
Jika harga seorang pemain kelas dunia, seperti Neymar, dipatok sebesar Rp3 triliun oleh Barcelona, maka China bisa memboyong banyak Neymar untuk dibagikan pada klub-klub CSL. Masalahnya tinggal berminat atau tidak, pemain itu pindah ke China.
Pemerintah China sudah menyusun cetak biru (blue print). Pertama untuk menjadikan China sebagai tuan rumah Piala Dunia. Berikutnya adalah memenangkan Piala Dunia, disusul rencana menjadikan CSL sebagai liga paling populer di dunia.
"Anda tidak bisa mengesampingkan fakta bahwa uang adalah faktor utama," kata Sven-Goran Eriksson, mantan pelatih timnas Inggris yang digaji £15 juta per tahun, untuk menangani Shanghai SIPG. Hanya Pep Guardiola yang bisa menyamai gaji Eriksson, saat menangani Manchester City, musim depan.
Eriksson mengatakan CSL adalah liga yang sedang berkembang, itulah mengapa mereka terus memboyong nama-nama besar. Wayne Rooney dan John Terry, sudah ditawari gaji £500.000 per pekan, yang artinya lebih besar dari pendapatan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.
Manajer Arsenal, Arsene Wenger, percaya China bisa mengubah peta dunia sepakbola. "China memiliki kekuatan finansial, untuk memindahkan semua liga besar Eropa ke negaranya. Kami (manajer sepakbola) cukup lama dalam pekerjaan ini, untuk tahu itu hanya konsekuensi dari kekuatan ekonomi."
Pemain yang paling banyak dibeli China adalah penyerang. Bintang timnas Australia, Tim Cahill, mengatakan pemain-pemain lokal China sangat bertalenta. Mereka hanya kurang baik dalam hal mencetak gol.
"Masalah paling buruk di timnas China adalah penyerangan," ujarnya.
Tak aneh jika CSL mau mengeluarkan dana besar untuk membeli penyerang-penyerang top. Cahill mengatakan, China berusaha meningkatkan standar pemain lokal, hingga ke level penyerang-penyerang kelas dunia, dan dia yakin tidak akan butuh waktu lama.
"Mereka tidak bisa mencetak gol. Mereka memiliki yang lainnya, berbakat secara teknis, mereka hebat. Tapi, saat Anda membeli pemain seperti Alex Teixeira dan Jackson Martinez, semuanya akan tergantung pada Anda (untuk meningkatkan standar)," kata Cahill. (one)