Wasit Pemicu Kerusuhan Piala Afrika Akhirnya Dipecat
- guardian
VIVA.co.id - Wasit yang memicu kontroversi terbesar di Piala Afrika 2015 akhirnya dipecat dan langsung dipulangkan. Ia adalah pengadil asal Mauritania, Seechurn Rajindaparsad.
Keputusan Seechurn yang memberikan penalti di menit terakhir untuk Equatorial Guinea pada kemenangan 2-1 atas Tunisia berbuah kerusuhan.
Sang wasit memberikan penalti yang diragukan pada menit ke-3 injury time. Kapten tuan rumah, Javier Balboa, mencetak gol sebelum menggandakan keunggulan lewat tendangan bebas cantik di perpanjangan waktu.
Hanya beberapa saat jelang peluit panjang dibunyikan, pemain yang di lapangan, pemain cadangan, dan para pelatih terlibat konfrontasi. Bahkan, usai pertandingan, pemain Tunisia pun menyerang Seechurn, yang harus diamankan polisi.
Para pemain merusak ruang ganti. Setelah itu Ketua Federasi Sepakbola Tunisia, Wadie Jary, mundur dari komite penyelenggara turnamen sepakbola terbesar Afrika tersebut. "Saya tak pernah melihat pertandingan seperti ini dalam 45 tahun karir saya di sepakbola," ujar manajer Tunisia, Georges Leekens.
Komite Wasit CAF (Federasi Sepakbola Afrika) menilai penampilan Seechurn "sangat buruk dan gagal menguasai pertandingan" karena itu tidak dapat diterima. Komisi Disiplin menjatuhkan sanksi 6 bulan, mencopotnya dari daftar wasit elite, dan mengakhiri keikutsertaannya di Piala Afrika tahun ini.
Selain itu, Tunisia juga diminta meminta maaf secara tertulis sampai akhir pekan ini sebelum dicoret dari kompetisi CAF ke depan. Pasalnya, Federasi Sepakbola Tunisia menuduh CAF bersikap bias dan tidak memiliki kode etik kerja.
Tunisia juga dijatuhi denda sebesar €44 ribu karena bersikap agresif, kasar, dan sikap para pemainnya tidak bisa diterima. Mereka juga harus mengganti kerusakan di ruang ganti.
Feguifut, Federasi Sepakbola Equatorial Guinea, juga dijatuhi sanksi €4358 karena dinilai gagal mengatasi masuknya penonton tuan rumah ke lapangan di Stadion Bata. Pengamanan juga harus diperketat pada laga-laga berikutnya.
Seechurn pernah terlibat dalam kontroversi serupa pada 2011, ketika memimpin laga kualifikasi Piala Afrika antara Aljazair melawan Maroko. Hadiah penalti yang diberikan wasit pada Aljazair membuat pemain Maroko meradang. Mereka juga mengeluhkan tak ada keamanan dari wasit.
Bahkan, sebuah grup Facebook bernama "Satu juta orang Maroko melawan wasit Mauritania Seechurn Rajindraparsad" muncul tak lama usai pertandingan kontroversial tersebut. (one)
Baca Juga:
Hasil Lengkap Laga Sepakbola Eropa Dini Hari Tadi
Ekspresi Datar Lennon Saat Diperkenalkan Everton
Krisis Finansial Buat Persiapan PBR Berantakan
Â