Kylian Mbappe Jadi Sebab Perpecahan Internal Paris Saint-Germain
- AP Photo/Emilio Morenatti
Jakarta, VIVA – Mantan petinggi Paris Saint-Germain, Leonardo membeberkan internal manajemen pernah terpecah karena Kylian Mbappe. Ketika itu terjadi perbedaan pendapat terkait masa depan penyerang Timnas Prancis tersebut.
Leonardo mengaku berada di pihak yang ingin menjual Kylian Mbappe pada 2022 lalu. Menurut dia, tak perlu untuk melakukan perpanjangan kontrak sang pemain.
Karena dengan memperpanjang kontrak Mbappe, pengeluaran finansial PSG akan sangat besar. Baginya itu tak sebanding dengan apa yang akan didapatkan oleh tim.
"Saya menentang, terutama pada level yang dilakukan. Selalu. Sejak awal," kata Leonardo, seperti dikutip dari Tribal Football.
Menurut pria asal Brasil tersebut, sepantasnya PSG telah melepas Mbappe pada musim 2020/2021. Karena saat itu datang tawaran dari Real Madrid.
"Saya bahkan berpikir dia seharusnya dijual pada akhir musim 2020/2021, ketika PSG mendapat tawaran dari Real Madrid dan kontraknya cuma tersisa satu tahun," imbuhnya.
Karena pada akhirnya PSG memilih melakukan perpanjangan kontrak Mbappe, kemudian Leonardo memilih untuk mengundurkan diri. Baginya keputusan mempertahankan sang pemain adalah kesalahan.
"Bagaimana situasi ini bisa diatasi? Jika Anda kehilangan pemain, itu menyebalkan, tetapi klub tidak akan mati karena ini," ujar Leonardo.
"Lembaga besar mana yang runtuh setelah kehilangan pemain? Tidak ada. Mungkin butuh waktu, tetapi Anda selalu pulih. Saya pernah jadi pemain, tetapi pemain sepakbola tidak akan pernah lebih penting daripada klub."