Buntut Kontroversi Irak Vs Jordania di Piala Asia 2023, Lindungi Wasit dan Hukum Jurnalis
- AP Photo/Thanassis Stavrakis
Jakarta – Pertandingan babak 16 besar Piala Asia 2023 antara Irak vs Yordania di Khalifa International Stadium, Qatar pada Senin malam WIB 29 Januari 2024 meninggalkan kontroversi. Ada yang terkait wasit dan jurnalis.
Wasit Alireza Faghani mendapat ancaman pembunuhan di media sosial Instagram pribadinya. Ancaman itu muncul karena dia memberi kartu merah kepada penyerang Timnas Irak, Aymen Hussein yang melakukan selebrasi makan rumput.
Aymen Hussein melakukan selebrasi itu setelah membawa Irak berbalik unggul 2-1 atas Timnas Yordania. Begitu dia mendapat kartu kuning kedua pada menit 77, lawan bisa bangkit dan menang dengan skor 2-3.
Kekalahan yang menyakitkan bagi para penggemar Irak. Mereka kemudian menjadikan Alireza Faghani asal Iran sebagai sasaran kecaman. Mereka tak senang dengan keputusan sang pengadil, karena ketika Yordania mencetak gol pertama, selebrasi serupa dilakukan.
Alireza Faghani yang sejak akhir 2019 bergabung ke dalam Federasi Sepakbola Australia coba untuk dilindungi. Ancaman di media sosial ini dianggap sudah kelewat batas.
"Keamanan dan kesejahteraan seluruh staf sepakbola Australia dan anggota komunitas adalah prioritas kami," begitu pernyataan resmi Federasi Sepakbola Australia.
"Federasi terus berkomunikasi dengan Alireza dan memberi semua dukungan yang dibutuhkan untuk dia dan keluarga. Kami juga bekerja sama dengan e-Safety dan lembaga penegak hukum terkait dalam masalah ini."
Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) juga angkat bicara soal ini. Mereka mengutuk keras segala bentuk pengancaman dan pengungkapan informasi pribadi yang dilakukan terhadap Alireza.
"Meski AFC tidak mengomentari kinerja wasit individu, kami mengutuk keras segala bentuk ancaman, pelecehan, atau doxing yang menargetkan wasit, pemain, ofisial, dan seluruh pemangku kepentingan kami."
AFC juga bertindak tegas kepada sekelompok jurnalis yang mengkonfrontasi pelatih Irak, Jesus Casas dalam konferensi pers usai pertandingan. Mereka semua telah dicabut akreditasinya dan diberi hukuman.
"AFC mengutuk keras segala jenis perilaku yang tidak dapat diatur dan agresif dan mengambil sikap tanpa toleransi terhadap tindakan tersebut," demikian dikutip dari laman resmi AFC.
"AFC sangat kecewa dengan tindakan yang terlihat selama konferensi pers usai pertandingan antara Irak dan Yordania dan telah mengambil keputusan cepat untuk melarang orang-orang yang bertanggung jawab untuk meliput, tidak cuma Puala Asia (saat ini), tapi juga turnamen AFC di masa depan."
Federasi Sepakbola Irak (IFA) menyesalkan terjadinya pelecehan terhadap Casas. Mereka merasa ini lebih menyakitkan ketimbang kekalahan dari Yodania.
"Kami mengecam perilaku terang-terangan dan menjijikan yang terjadi terhadap pelatih, dan kami mengonfirmasi bahwa kami telah memutuskan untuk tidak berurusan dengan personel media yang berusaha menimbulkan kekacauan di masa depan. Kami akan mengikuti metode hukum untuk memulihkan reputasi pelatih, dan mendekati otoritas terkait untuk menjelaskan apa yang terjadi."