Ada Anindya Bakrie, 5 Pengusaha Indonesia Ini Miliki Klub Luar Negeri
Jakarta – Sejumlah pengusaha Indonesia ternyata memiliki saham di klub luar negeri. Ada yang di Inggris, Italia hingga Belgia.
Salah satunya adalah Anindya Bakrie. Dia tercatat sebagai pemilik saham mayoritas klub Inggris Oxford United bersama Erick Thohir.
Berikut lima pengusaha Indonesia yang memiliki klub luar negeri, baik yang masih aktif maupun yang sudah dilepas:
CEO Emtek Group Alvin Sariaatmadja mengakuisisi 10 persen saham klub Serie A Lecce pada 27 Mei 2022 silam.
Saat itu, sempat muncul kesalahan persepsi. Di mana orang mengira Raffi Ahmad yang mengakuisisi Lecce. Ternyata, kehadiran Raffi Ahmad hanya sebagai influencer.
“Sidang Direksi US Lecce yang digelar setelah rapat umum pemegang saham berakhir larut malam di Hotel Patria. Nama-nama baru tersebut adalah Pascal Picci, orang Swiss asal Italia yang merupakan presiden keuangan aktif dalam pengelolaan dana dan mantan presiden holding sauber, tim Formula One yang kemudian menjadi Alfa Romeo. Serta Alvin Sariaatmadja,” tulis Lecce Prima.
“Karena itu, bukan Raffi Ahmad, produser dan influencer Indonesia yang melalui unggahannya di Instagram menarik perhatian dan rasa penasaran karena beberapa kali menyebut kata Lecce,” lanjut laporan tersebut.
2. Bakrie Group (CS Vise dan Brisbane Roar)
Selain Emtek Group, Bakrie Group juga pernah memiliki klub luar negeri. Ada dua klub yang dimiliki, yakni CS Vise asal Belgia dan klub Australia, Brisbane Roar.
Saat dimiliki Bakrie Group, sejumlah pemain Indonesia sempat merumput di CS Vise. Sebut saja Alfin Tuasalamony, Syamsir Alam, Yericho Christiantoko, dan Yandi Sofyan.
Pada bulan Februari 2012 Nirwan Bakrie mengambil kendali Brisbane Roar. Mereka memiliki 70 persen saham kepemilikan klub yang bermarkas di Suncorp Stadium itu, dan jadi orang luar Australia pertama yang jadi pemilik klub sepak bola profesional Negeri Kanguru.
Selama memegang The Roar, sang pengusaha diprakirakan telah menggelontorkan tak kurang dana 20 juta dolar. Start awal Bakrie di klub berlambang singa tersebut mengesankan. Brisbane juara A-League 2013–2014.
Bakrie Group juga sempat membidik pemain Timnas Indonesia Egy Maulana Vikri. Namun, niat tersebut tak kesampaian.
"Kami ingin memboyong pemain Indonesia yang bagus, Egy Maulana Vikri. Kalau tak jadi ke Eropa, kami akan mencoba untuk mendatangkan dia," ucap Chairman Brisbane Roar, Rahim Soekasah saat dihubungi VIVA.co.id pada 14 November 2017.
3. Erick Thohir (Inter Milan, DC United, Oxford United)
Erick Thohir sempat mengakuisisi saham Inter Milan sebesar 70 persen yang sebelumnya dimiliki oleh Massimo Moratti. Hal tersebut terjadi pada 2013.
Menurut data dari Forbes, ketua umum PSSI itu menggelontorkan dana mencapai 480 juta dolar AS (saat itu kurs masih Rp6,7 triliun).
Namun, kekuasaan Erick Thohir hanya bertahan tiga tahun saja. Pada 2016, ia melepas 39 persen sahamnya ke Suning Group, perusahaan multinasional asal China.
Pada Januari 2019, Erick Thohir menjual seluruh sahamnya yang tersisa 31 persen di Inter Milan kepada perusahaan asal Hong Kong Lion Rock. Haknya di La Beneamata pun sudah tidak ada lagi.
Sebelum membeli saham mayoritas Inter, Erick juga sempat diakuisisi klub Major League Soccer (MLS) atau Liga Utama Amerika Serikat, DC United pada 2012. Thohir bersama rekannya, Jason Levien, membeli saham DC United sebesar 78 persen.
Kini, Erick Thohir masih memiliki klub di Eropa. Dia tercatat sebagai pemilik klub Inggris, Oxford United bersama Anindya Bakrie.
4. Anindya Bakrie (Oxford United)
Anindya Bakrie bersama Erick Thohir sudah resmi menjadi pemegang saham mayoritas Oxford United. Dalam RUPS pada Selasa 27 September 2022 lalu, dipastikan keduanya memiliki 51 persen saham klub League One tersebut.
Berbicara di markas Oxford, Anindya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan. Dia juga menyatakan ini merupakan sebuah langkah besar serta tanggung jawab yang membutuhkan kerja keras.
"Terima kasih untuk semua partner kami yang selalu mensuport selama ini," ujar Anindya seperti dikutip laman resmi instagram-nya.
"Langkah besar di Oxford United ini adalah sebuah tanggung jawab dan tantangan yang besar. Apalagi dilakukan di zaman yang sedang sulit ini," lanjutnya.
Anindya juga mengatakan bahwa besarnya potensi dan asa yang dititipkan membuatnya bersama manajemen tim akan berusaha bekerja keras memajukan klub, agar The U’s maju, naik kelas dan sustainable baik secara finansial, sosial, lingkungan, dan lain sebagainya.
Tak cuma memiliki sederet bisnis di Indonesia, Djarum Group telah menancapkan namanya di sepakbola internasional. Itu setelah mereka mengakuisisi klub Italia yakni Como 1907.
Grup yang dimiliki orang terkaya Tanah Air, Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono, itu mencaplok Como dalam keadaan terpuruk pada 2019 silam. Mereka bertekad membangun dan mengembalikan kejayaan Como di sepakbola Italia dengan membawanya kembali ke kasta tertinggi.
Hartono bersaudara membeli Como pada 5 April 2019. Saat itu, Como dililit utang dan masih berlaga di Serie D atau kasta keempat.
Hebatnya, orang terkaya di Indonesia mampu membawa Como keluar dari keterpurukan. Dari Serie D lalu bertahap promosi hingga berlaga di Serie B musim 2021/22.