5 Pesepakbola yang Kariernya Merosot Karena Masalah Sikap
VIVA Bola – Karier pesepakbola bisa berubah dengan cepat. Selama bertahun-tahun, ada yang diharapkan bakal bersinar atau bahkan melampaui ekspektasi.
Namun di sisi lain, beberapa dari mereka gagal mewujudkan mimpinya menjadi pemain gemilang karena masalah perilaku yang tak bisa diatur.
Karena sejatinya sehebat apapun seorang pemain sepakbola, semua tidak berarti jika mempunyai sikap buruk. Klub atau tim nasional ogah memilih pemain dengan attitude negatif. Maka dari itu, mereka pun tersingkir dari skuad.
Berikut daftar pemain yang kariernya menurun karena mempunyai masalah perilaku yang dihimpun dari berbagai sumber.
Pemain asal Inggris ini terkenal dengan sederet kontroversial. Saat berseragam Manchester City, Barton pernah tersandung kasus menyerang mantan rekan setimnya Ousmane Dabo pada 1 Mei 2007. Kejadian tersebut mengakhiri kariernya di kota Manchester.
Kemudian Barton juga pernah di penjara lantaran terlibat keributan dan penyerangan saat membela Newcastle United pada Juli 2008. Di akhir kariernya sebagai pemain, ia masih membuat onar dengan manajer Rangers saat itu Mark Warburton dan rekan setimnya Andy Halliday. Tapi Barton merasa tak bersalah dan membuatnya didepak dari klub.
Kevin-Prince Boateng
Boateng diskor saat membela Schalke 04 karena permainannya dinilai buruk oleh manajer saat itu, Roberto Di Matteo. Tak cuma perihal performa, ia terciduk sedang merokok dan minum bir sambil menunggu tes narkoba.
Akibatnya Boateng diskor tanpa batas waktu. Pada akhirnya, klub Bundesliga tersebut mengusir Boateng hanya dalam musim kedua dari kontrak empat tahun pada 2015 silam.
Dele Alli
Dele sempat menjadi pemain andalan Tottenham Hotspur. Bahkan ia sempat melampaui rekor Eden Hazard pada tahun 2016 dengan mengoleksi 50 gol. Namun ketidakdisiplinan dari Dele membuat performanya menurun.
Saat Spurs masih ditangani oleh Jose Mourinho, sang pelatih membeberkan bahwa Dele adalah pemain yang malas sehingga ia mulai jarang dimainkan. Akhirnya pemain berusia 26 tahun ini dijual ke Everton untuk mendapatkan menit reguler. Dinilai kurang berkontribusi untuk Everton, kini ia dipinjamkan ke klub Turki Besiktas.
Cedera dan indisipliner adalah dua kata yang mendeskripsikan karier sepakbola Wilshere. Di tahun 2016, ia pernah terlibat dalam perkelahian pada dini hari yang tentu membawa dampak buruk untuk klubnya saat itu, Arsenal.
Tak cuma itu, ia beberapa kali kepergok merokok saat kompetisi sedang berlangsung serta ditegur oleh UEFA karena malah memposting tentang taruhan ketika Arsenal bermain di Liga Champions.
Belum lagi cedera bertubi-tubi yang menghampirinya sampai Wilshere frustasi ingin kembali bermain. Setelah Arsenal, ia sempat bermain untuk Bournemouth dan West Ham. Pada usia 30 tahun, Wilshere mengumumkan pensiun.
Kemampuan penyerang asal Italia ini tak diragukan lagi. Namun sikapnya yang kurang disiplin dengan kerap mabuk, kelakuan yang susah diatur, serta ucapan yang menimbulkan kontroversi lantas membuat klub-klub muak dengannya.
Balotelli bahkan pernah memanfaatkan ketenarannya dengan meminta kursi VIP di kelab malam. Ia juga pernah cekcok dengan Roberto Mancini sebagai manajer Manchester City kala itu.