Kontroversi Jubah Lionel Messi saat Perayaan Juara Piala Dunia 2022
- Twitter @ZachLowy
VIVA Bola – Lionel Messi diberikan sebuah jubah atau yang biasa disebut dengan bisht saat hendak mengangkat trofi juara Piala Dunia 2022. Emir Qatar yang mengenakan jubah tersebut langsung kepada Messi.
Di podium ketika itu, ada Emir Qatar, Messi, dan Presiden FIFA, Gianni Infantino. Sebagai tuan rumah, mereka nampaknya hendak menonjolkan budaya.
Bisht adalah pakaian yang melambangkan kekayaan dari negara-negara Arab. Sehingga ketika dipakai seorang Messi yang menjadi juara Piala Dunia 2022 bersama Timnas Argentina, tentu akan lebih dikenal luas.
Akan tetapi, upaya Qatar menonjolkan identitas dengan membuat Messi menggunakan jubah saat perayaan juara Piala Dunia 2022 memunculkan kontroversi. Salah satunya datang dari mantan bek Argentina, Pablo Zabaleta.
Menurut dia, bisht yang diberikan kepada Messi malah merugikan Argentina. Karena jersey kebanggaan mereka jadi ada di dalamnya.
"Kenapa? Tidak ada alasan untuk melakukan itu," kata Zabaleta yang ketika itu menjadi pundit di BBC.
Pejabat tinggi di Qatar coba untuk membela diri dari kritik. Mereka menganggap pemberian bisht kepada Messi adalah bentuk dari perayaan negara-negara Arab. Mengingat negaranya adalah negara muslim pertama yang menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Ditawar Rp15 Miliar Lebih
Bisht yang dikenakan Messi saat menerima trofi juara Piala Dunia 2022 mengundang ketertarikan di Timur Tengah. Salah satu pengacara kondang di Oman, Ahmed Al Barwani ingin memilikinya.
Dia berani membayar 1 juta dolar AS (Rp15,5 milia) untuk bisa mendapatkan bisht tersebut. Ada alasan tersendiri baginya sehingga berani bayar mahal.
"Bisht Arab, simbol ksatria dan kebijaksanaan. Saya menawarkan Anda satu juta dolar AS sebagai imbalan atas bisht itu," tulis Al Barwani di Twitter pribadinya.
"Saya berada di stadion menyaksikan momen itu secara langsung ketika Emir Qatar memberi Messi bisht. Momen itu memberi tahu dunia, bahwa kami ada di sini, dan ini adalah budaya kami," imbuhnya.
"Itu akan ditampilkan untuk memperingati momen kebanggaan dan untuk membantu kami menghidupkan kembali, dan juga mengingatkan bahwa kami bisa melakukannya."