Gagal Eksekusi Penalti, Pemain Prancis Ini Jadi Korban Rasisme

Kingsley Coman
Sumber :
  • instagram @balletjebreed_

VIVA Bola – Timnas Prancis tak berhasil mempertahankan gelar juara dunia usai keok dari Timnas Argentina 2-4 melalui adu penalti di final Piala Dunia 2022 pada 18 Desember. Kylian Mbappe sebagai eksekutor pertama sukses membobol gawang Emiliano Martinez.

Timnas Indonesia Makin Diminati! Sandy Walsh: Banyak Pemain Keturunan Ingin Dinaturalisasi

Sayangnya, dua eksekutor Prancis lainnya yakni Kingsley Coman dan Aurelien Tchouameni gagal melesatkan tendangannya ke gawang. Sementara tendangan Randal Kolo Muani yang menjadi penendang keempat juga berhasil namun hal itu tak berarti. Pasalnya empat tendangan penalti Argentina tak berhasil dihalau oleh Hugo Lloris. 

Usai gagal menjadi eksekusi penalti, rupanya Kingsley Coman menjadi korban rasisme di akun Instagram-nya. Pemain sayap Bayern Munich ini masuk di menit ke-71 menggantikan Antoine Griezmann demi menggedor lini serang Prancis yang sudah ketinggalan dua gol.

54 Negara Berebut 16 Tiket Piala Dunia 2026, Ini Hasil Undian Kualifikasi Zona Eropa

Final Piala Dunia 2022, Timnas Argentina vs Timnas Prancis

Photo :
  • AP Photo/Manu Fernandez

Dilansir dari Daily Star, kolom komentar akun Instagram Coman dipenuhi dengan komentar yang mencela performanya. Padahal Coman merupakan pemain yang membuka peluang gol kedua Prancis. 

Membanggakan! Indonesia Juara Dunia FIFAe World Cup 2024

Kolom komentar dipenuhi hinaan dengan emoji gorila dan monyet yang mengisyaratkan penghinaan karena Coman merupakan pemain berkulit hitam. Selain itu, terdapat celaan dengan emoji jari tengah dan umpatan seperti ‘f*ck you’ serta ‘n*gga’. 

Namun ada warganet yang berbaik hati dengan memberikan pujian kepada pemain berusia 26 tahun ini. Sejumlah warganet meninggalkan kalimat positif di kolom komentarnya.

“Coman benar-benar menjadi menjadi alasan Prancis mencetak gol kedua,” tulis warganet.

“Pria ini mengubah permainan saat dia masuk,” sahut yang lain. 

“Dia benar-benar membuat perbedaan bagi Prancis untuk comeback,” kata salah satu warganet.

Sementara di akun Instagram Tchouameni, terpantau terdapat beberapa ujaran kebencian namun kini kolom komentarnya telah dibatasi. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya