Pelatih Timnas Prancis Sampai Terluka usai Ngamuk di Ruang Ganti

Pelatih Timnas Prancis, Didier Deschamps
Sumber :
  • UEFA.com

VIVA Bola – Timnas Prancis gagal menjadi juara dunia berturut-turut setelah ditekuk 2-4 oleh Timnas Argentina melalui adu penalti di final Piala Dunia 2022 pada 18 Desember di Lusail Stadium. Harapan mereka pupus di detik-detik terakhir usai berhasil menyamakan kedudukan menjadi 3-3 walaupun sempat tertinggal 0-2 di babak pertama. 

Kemanusiaan Lebih Penting dari Sepakbola: Timnas Indonesia, Sudan, Mesir Tolak Israel dan Korbankan Piala Dunia

Tentu hal ini merupakan pukulan bagi Tim Ayam Jantan. Sang pelatih, Didier Deschamps pun menyesali kekalahan anak buahnya. Ia nyaris menjadi pelatih yang sukses membawa timnya juara dunia dua kali. 

“Saya tidak ingin mengambil keuntungan apapun dari Argentina tapi ada banyak sekali emosi dan itu kejam karena pada akhirnya kami sangat dekat (dengan kemenangan),” ujar Deschamps seperti yang dikutip dari AFP.

Keberanian Timnas Indonesia Zaman Bung Karno, Lepas Tiket Piala Dunia Gegara Tolak Israel

Final Piala Dunia 2022, Prancis vs Argentina

Photo :
  • AP Photo/Francisco Seco

Jelang pertandingan, sejumlah pemain Prancis dikabarkan terjangkit virus yang menurut Deschamps juga memengaruhi performa anak asuhnya di babak pertama. 

Nasib Tragis Timnas Israel: Diboikot Main di Prancis, Degradasi dari UEFA Nations League A

“Ada banyak alasan yang menjelaskan mengapa kami tidak (bermain) sebaik itu. Beberapa pemain penting memiliki energi yang lebih sedikit tapi memasukkan pemain muda dengan sedikit pengalaman tapi mereka bugar dan membuat kami terus bermimpi,” ungkap Deschamps. 

“Tapi sayangnya mimpi itu tidak jadi kenyataan,” lanjutnya. 

Kondisi pemain yang tidak sepenuhnya fit dianggap menjadi salah satu faktor permainan Prancis menjadi lambat. Apalagi di babak pertama mereka tidak memiliki shot on goal.

“Seluruh skuad harus menghadapi situasi sulit. Apakah itu memiliki dampak fisik atau psikologis? Mungkin, saya tidak tahu,” tutur Deschamps. 

Dengan timnya tertinggal 2-0 di babak pertama, juru taktik berusia 54 tahun itu mengaku sangat marah di ruang ganti hingga melukai jarinya sendiri yang kemudian ditutupi plester saat berbicara kepada wartawan.

“Saya melukai sedikit jari saya di babak pertama. Itu kadang terjadi pada saya. Anda harus membuat beberapa suara dan mencoba membalikkan keadaan,” katanya. 

“Kami tidak dalam kondisi terbaik secara fisik dan itu terjadi di final Piala Dunia. Saya tidak mendapat kesan seperti itu,” pungkas Deschamps. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya