7 Fakta Menarik Hakim Ziyech, Punggawa Timnas Maroko yang Menjadi Sorotan
- AP Photo/Pavel Golovkin
VIVA Bola – Kemenangan timnas Maroko usai menekuk Belgia dengan skor 2-0 di perhelatan Piala Dunia 2022 Qatar menjadi sorotan masyarakat dunia, khususnya mereka penggemar sepak bola.
Dengan begitu, Maroko pun lolos ke babak 16 besar dan mencetak sejarah baru. Tak hanya pertandingannya, para punggawa di timnas Maroko pun tak luput menjadi perhatian. Salah satunya adalah Hakim Ziyech, jagoan timnas Maroko yang mengisi posisi sebagai gelandang serang.
Selain kemampuannya yang piawai dalam mengolah bola, Hakim Ziyech pun memiliki wajah kalem nan tampan. Maka tak heran, jika Ziyech kini menjadi salah satu pesepak bola yang digilai, terutama oleh kaum hawa.
Nah, kali ini Viva rangkumkan fakta menarik Hakim Ziyech yang dirangkum dari berbagai sumber sebagai berikut.
1. Lahir dari Keluarga Sederhana
Hakim Ziyech berasal dari keluarga yang sederhana dan merupakan anak bungsu dari delapan bersaudara. Ia memiliki empat kakak laki-laki dan tiga kakak perempuan. Ziyech tumbuh besar di tanah kelahirannya, Dronten.
Salah satu kakak laki-lakinya, Faouzi Ziyech juga memiliki bakat dalam bermain bola. Ziyech kecil sering menghabiskan waktunya untuk bermain bola jalanan dengan sang kakak. Melihat bakat yang ada pada anaknya, membuat orang tua Hakim Ziyech mendukung ambisinya untuk menjadi pesepak bola profesional.
Sayangnya, pada tahun 2003 saat usia Ziyech baru memasuki 10 tahun, sang ayah meninggal usai dunia melawan penyakit serius (multiple sclerosis). Kematian ayahnya pun membuat Hakim Ziyech dan keluarganya sangat terpukul.
2. Kewarganegaraan Ganda
Hakim Ziyech lahir di Dronten, Belanda pada 19 Maret 1993. Ayahnya adalah pria asal Belanda dan ibunya adalah wanita asal Maroko. Lahir dari orangtua yang memiliki kewarganegaraan berbeda membuat Ziyech memiliki kewarganegaraan ganda, yaitu Belanda dan Maroko.
3. Awal Karier di SC Heerenven
Setelah lama berkabung atas kematian ayahnya, Hakim Ziyech memulai karier sepak bola profesionalnya pada usia 14 tahun di SC Heerenveen.
Namun, karier Ziyech di SC Heerenveen yang awalnya cemerlang berubah buruk, terlebih karena ia terlibat keterlibatan dengan rekan setim dan pelatihnya, Aziz Doufikar yang merupakan legenda sepak bola Maroko. Setelah beberapa lama bersitegang, hubungan Ziyech dengan pelatihnya pun akhirnya mulai adem kembali.
4. Memilih Bela Maroko
Lahir di Belanda dan memiliki darah Maroko dari orang tuannya membuat Hakim Ziyech memiliki kewarganegaraan ganda. Untuk itu, ia pun memiliki potensi untuk membela timnas Belanda atau Maroko. Hakim Ziyech sempat direkrut untuk membela timnas Belanda U-19, U-20, dan U-21.
Namun seiring berjalannya waktu, Ziyech mengaku bahwa hatinya lebih memilih untuk membela timnas Maroko daripada Belanda. Hingga akhirnya pada tahun 2015, Hakim Ziyech memulai debut pertamanya di timnas Maroko.
5. Karier di Ajak dan Chelsea
Hakim Ziyech memulai debut seniornya di SC Heerenveen pada 2012 sebelum akhirnya pindah ke Twente pada 2014. Potensinya yang menjanjikan saat berada di Twente membuat klub besar Belanda, Ajax meliriknya.
Pada 2016, Ziyech pun direkrut dan bersinar bersama Ajax. Tak hanya itu, ia juga memainkan peran penting saat laga semifinal Liga Champions hingga akhirnya Real Madrid dapat ditundukkan Ajax dengan skor agregat 3-5.
Kemudian pada tahun 2020, Hakim Ziyech menandatangani kontraknya dengan Chelsea FC selama lima tahun. Hal itu membuatnya menjadi pemain internasional Maroko pertama yang bergabung bersama Chelsea.
6. Status Asmara
Diketahui di dalam sebuah wawancara, Ziyech yang fasih berbahasa Belanda dan Inggris mengaku bahwa ia hanya sedikit memahami bahasa Arab. Hal ini karena dirinya sudah berada di Belanda sejak dirinya masih belia dan merupakan keturuna dari orang tua yang memiliki darah salah satu negara di Afrika Utara, yaitu Maroko.