Timnas Iran Ditakutkan Akan Mendapat 'Balasan' Saat Pulang Kampung
- AP Photo/Vahid Salemi
VIVA Bola – Timnas Iran menghadapi diyakini akan mendapat "pembalasan" di Republik Islam itu setelah gagal dalam pertandingan hari Selasa melawan Timnas Amerika Serikat.
Mike Baker, mantan petugas operasi rahasia CIA, mengatakan para pemain Iran terjebak dalam "posisi yang tidak dapat dipertahankan" setelah pertandingan mereka melawan Amerika Serikat, yang mengalahkan Iran 1-0 untuk maju ke babak 16 besar.
"Mengingat apa yang telah kita lihat dari rezim Iran, mereka telah menunjukkan diri mereka dengan brutal dan tidak ada alasan untuk percaya bahwa mereka tiba-tiba menjadi rasional,” kata Baker, melansir New York Post, 30 November 2022.
Dalam pertandingan pembukaan mereka melawan Inggris pekan lalu, para pemain Timnas Iran menolak untuk menyanyikan lagu kebangsaan mereka sebagai protes atas kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun, yang diduga dipukuli dalam tahanan polisi karena tidak mengenakan jilbab dengan benar pada bulan September lalu.
Lalu, meskipun para pemain Iran menyanyikan lagu kebangsaan mereka Selasa, kemenangan melawan AS akan membantu meringankan pelanggaran mereka sebelumnya, kata Baker.
"Rezim akan menggunakannya untuk tujuan mereka sendiri,” kata Baker kepada The Post. "Mereka akan menghabiskan semua fokus pada kemenangan, mengalahkan 'The Great Satan' atau frase pintar apa pun yang mereka buat." lanjutnya.
Pada hari Senin, CNN International melaporkan bahwa keluarga tim Iran diancam akan dipenjara dan disiksa jika para pemain gagal "berperilaku baik" sebelum pertandingan mereka melawan AS. Para pemain Iran dipaksa untuk bertemu dengan Korps Pengawal Revolusi Iran setelah berdemonstrasi sebelum pertandingan Inggris, tambah laporan itu.
Meski belum pasti, namun dugaan itu kuat dan banyak contohnya. Elnaz Rekavi, seorang pemanjat tebing Iran, dilaporkan berada dalam tahanan rumah di negara asalnya karena berkompetisi di luar negeri pada bulan Oktober tanpa jilbab wajib, yang banyak dianggap sebagai isyarat dukungan untuk Amini. Rekavi diancam akan disita semua properti keluarganya kecuali dia membuat "permintaan maaf yang dipaksakan", menurut laporan.
Sekarang, tim Iran dapat menghadapi denda atau bahkan penangkapan setelah kekalahan hari Selasa begitu mereka tiba di rumah, sebagai pembalasan atas ketidaksetiaan mereka dan kegagalan mereka untuk mengalahkan musuh, kata Baker.
"Tidak ada yang baik jika Anda adalah pemain Iran, lalu kembali ke rumah," tambahnya.
Para pemain Iran mengalami "tekanan yang luar biasa" sebelum pertandingan, termasuk kritik dari pengunjuk rasa di Iran yang percaya bahwa mereka tidak cukup vokal melawan rezim, menurut Baker, yang sekarang bekerja sebagai CEO di Portman Square Group, sebuah global perusahaan intelijen.
Iran telah diguncang oleh protes anti-pemerintah dari warganya yang marah sejak kematian Amini. Hingga Senin, dikabarkan 451 pengunjuk rasa tewas dalam bentrokan dengan pihak berwenang, termasuk 64 anak-anak, menurut kelompok nirlaba Aktivis Hak Asasi Manusia di Iran.
Ulama yang berkuasa di Iran secara khusus berfokus untuk mengakhiri kerusuhan yang telah meletus di 157 kota di seluruh negeri sejak pertengahan September.
Kenneth R. Timmerman, seorang penulis dan pakar Iran, mengatakan nasib para pemain Iran telah diputuskan sebelum pertandingan hari Selasa, “karena mereka telah melakukan dosa” karena tidak menyanyikan lagu kebangsaan.
"Saya takut ditangkap,” kata Timmerman. "Bahkan jika mereka menang, mereka akan ditangkap, dipukuli habis-habisan dan diperingatkan, 'Jangan pernah melakukan ini lagi.'"