David De Gea Tak Dipilih untuk Piala Dunia, Unai Simon: Itu Cukup Gila
- instagram @unai.simonoficial
VIVA Bola – Nama David De Gea tidak masuk dalam daftar 26 pemain Timnas Spanyol untuk Piala Dunia 2022. Padahal di usia 32 tahun, kiper Manchester United itu belum ingin pensiun membela negaranya.
Manajer Luis Enrique lebih memilih Unai Simon, Robert Sanchez, serta David Raya sebagai jajaran penjaga Spanyol. Publik juga kerap bertanya-tanya mengapa De Gea tak dipilih meskipun performanya masih apik.
Usut punya usut, Enrique ingin sosok kiper yang tak hanya handal dalam menjaga gawang dari serangan lawan. Ia juga membutuhkan kiper yang terlibat membangun serangan tim.
Hal tersebut membuat sesama kiper yakni Unai Simon mengerutkan dahi. Menurutnya cara menilai seorang kiper sekarang ini cukup gila – harus dituntut membangun serangan juga.
“Kadang-kadang saya pikir kami agak gila dengan cara kami memandang kiper,” katanya seperti yang dikutip dari The Guardian.
Penjaga gawang Athletic Bilbao ini menegaskan tugas utama seorang kiper adalah menghentikan bola.
“Apa pekerjaan utama kiper? Masih menghentikan bola yang melewatinya,” sambung Simon.
Siasat menghadapi penalti tim lawan
Unai Simon memiliki kenangan manis dan buruk ketika menghadapi tendangan penalti lawan. Ia sukses menghalau penalti dari Timnas Swiss di perempatfinal Piala Euro 2020.
Sayangnya, Simon gagal mengulang kesuksesannya kala menghadapi Italia di seminfinal sehingga Tim Matador gagal melangkah ke final.
Simon membeberkan bahwa ia menyimpan tipe dan arah tendangan pemain lawan di atas kertas di handuknya.
“Saya memiliki semua informasi di atas kertas dengan handuk saya: tipe, arah, dan nomor pemain,” ungkapnya.
Tetap ingin jadi pilihan utama
Ia berusaha menebus blunder ketika melawan Kroasia di babak 16 besar Piala Euro 2020. Kala itu ia tak bisa mengontrol bola dari Pedri yang berujung gol bunuh diri saat pertandingan berjalan 20 menit.
Walaupun sempat kebobolan duluan, pada akhirnya Spanyol sukses memenangkan laga melalui tambahan waktu. Simon ingin membayar kesalahannya di Piala Dunia – tentunya dengan kerja sama antar pemain.
“Saya ingin membuktikan bahwa saya bisa menjadi penjaga gawang pilihan. Orang-orang ingat bagaimana saya mengatasi kesalahan itu, tapi saya membutuhkan tim untuk bermain dengan cemerlang dan akhirnya menang,” ucapnya.