Qatar Tolak LGBT di Piala Dunia 2022, Penggiat LGBT Singgung HAM
- Al-Ekhbariya
VIVA Bola – Seorang duta besar Piala Dunia 2022 Qatar, Khalid Salman mengatakan kepada televisi Jerman ZDF bahwa LGBT adalah kerusakan dalam pikiran. Selain itu, dalam wawancaranya dia menegaskan bahwa Homoseksualitas itu haram.
Merespons kabar tersebut, peggiat dari Human Rights Watch, Amnesty International dan komunitas LGBTQ+, Rasha Younes mengatakan, ucapan Khalid Salman bahwa ketertarikan sesama jenis tanda kerusakan pikiran adalah berbahaya dan tidak bisa diterima.
“Kegagalan pemerintah Qatar untuk melawan informasi palsu seperti ini memiliki dampak signifikan pada kelompok LGBT di Qatar, mulai dari memicu diskriminasi dan kekerasan terhadap mereka. Bahkan bisa memaksa orang-orang melakukan praktik konversi seperti ruqyah yang didukung negara,” keluh dia dikutip dari BBC, Kamis 10 November 2022
Kelompok LGBTQ+ itu bahkan tidak hanya mengkritik Salman, mereka juga menyenggol FIFA dan meminta federasi sepakbola dunia itu buka suara dan tidak munafik.
“Dengan dua minggu tersisa sebelum dimulai pertandingan, inilah saatnya bagi FIFA untuk berhenti berpaling dan mengambil tanggung jawab. Sudah waktunya bagi FIFA untuk mengakhiri kebisuan dan kemunafikan. Saatnya hak asasi manusia didahulukan dari keserakahan. Dunia sedang memperhatikan,” kata dia lagi
Organisasi LGBTQ+ itu merasa takut setelah mengetahui laporan yang mengatakan bahwa pasukan keamanan Qatar terus menangkap warga gay, lesbian, dan transgender. Atas hal itu mereka menyingung perihal hak asasi manusia.
Direktur Komunikasi dan urusan eksternal di organisasi hak-hak LGBTQ+, Stonewall, Robbie de Santos berkata hak asasi manusia "diabaikan dan tidak dihargai".
Adapun FIFA baru-baru ini menulis surat ke negara-negara yang berlaga di Piala Dunia, meminta mereka untuk "fokus pada sepak bola" ketimbang membangun narasi yang kontroversi atas kompetisi ini.
Sementara Kepala Eksekutif Piala Dunia 2022 Qatar, Nasser al Khater mengatakan, pemerintah tidak akan mengubah undang-undang soal homoseksualitas seraya meminta pengunjung "menghormati budaya Qatar".