Curhat Eks Barcelona Usai Timnya Dibantai Liverpool 1-7 di Markas Sendiri
- KPNVandaag
VIVA – Pelatih Rangers, Giovanni van Bronckhorst mengakui dirinya dan para pemainnya terkejut setelah kekalahan telak 1-7 dari Liverpool di markas sendiri. Sempat unggul, Ranger malah dibombardir oleh Liverpool.
“Setelah kedudukan menjadi 1-2, kami bermain terlalu pendek yang membuat Liverpool menghukum kami dengan serangan yang mereka miliki," kata Van Bronckhorst seperti dilansir Tribal Football, Kamis 13 Oktober 2022.
"Dalam 25 menit terakhir, kami tidak bermain dengan 'kepala' kami. Bermain seperti ini saat melawan tim seperti Liverpool, kami mendapat hukuman seperti ini (dibantai)," lanjut mantan pemain Barcelona tersebut.
“Babak pertama dan setengah jam terakhir perbedaannya seperti siang dan malam. Dengan cara kami bermain buruk dalam 25 menit terakhir, kami akan kalah melawan tim mana pun. Saya tidak bisa menjelaskannya saat ini."
Van Bronckhorst mengakui, kekalahan memalukan ini tidak terlepas dari penampilan buruk para pemainnya. Namun dia tidak mau bersedih lama-lama. Pasalnya, ada laga yang sudah menanti di liga domestik pada akhir pekan ini.
“Kami memiliki tiga hari [sebelum pertandingan berikutnya]. Performa, hasilnya bukan seperti yang kami inginkan untuk mewakili klub ini. Tidak ada alasan untuk hari ini. Kami perlu memprosesnya dan bekerja keras jelang akhir pekan."
“Kami menerima kritik. Itu bagian dari pekerjaan saya, dan bagian dari pekerjaan para pemain. Kami harus menerimanya. Kami sudah mengalami beberapa kekalahan besar musim ini, dan itu adalah sesuatu yang perlu kami perbaiki."
Usai dibantai Liverpool, Van Bronckhorst mengungkapkan, suasana kamar ganti sangat suram. Para pemain tidak bisa membayangkan kalah dengan cara seperti ini. Semua pemain merasakan kekecewaan yang amat sangat.
“Seluruh ruang ganti hening, karena semua orang merasa kecewa. Terkadang ketika emosi sangat tinggi, lebih baik tidak berbicara dan mengambilnya besok," jelas Van Bronckhorst.
"Kami harus mengubah mentalitas kami. Kami bisa menjadi sangat kuat, tetapi ketika kami tidak berada di sana secara mental, level kami turun sangat cepat," lanjut Van Bronckhorst.