Louis van Gaal: FIFA Konyol Gelar Piala Dunia 2022 di Qatar

Mantan manajer Manchester United, Louis van Gaal.
Sumber :

VIVA – Pelatih Timnas Belanda, Louis van Gaal, mengaku bingung dengan keputusan FIFA yang menunjuk Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Van Gaal pun menuding hal itu terjadi karena uang dan kepentingan komersial.

Erick Thohir Sampai Dihubungi Thom Haye Usai Sebut Bakal Mundur sebagai Ketum PSSI: Saya Di Sini Untuk..

Pada Desember 2010, FIFA memutuskan bahwa Piala Dunia 2022 akan digelar di Qatar. Keputusan itu menuai protes dari sejumlah kalangan di dunia sepakbola.

Venue Piala Dunia 2022 Qatar, Education City Stadium, Doha

Photo :
  • Skysports
Optimis, Erick Thohir Targetkan Timnas Indonesia Tembus Ranking 50 FIFA

Terlebih, dalam proses persiapannya terutama dalam beberapa pembangunan stadion dikabarkan terdapat ribuan pekerja migran yang tewas.

Akibatnya, banyak pihak yang memprotes keputusan FIFA menunjuk Qatar dan kini giliran Van Gaal yang melontarkan kritik. Dia menilai, FIFA memutuskan ini karena hanya memikirkan uang dan kepentingan komersial.

Eliano Ungkap Tijjani Reijnders Ingin Timnas Indonesia Hadapi Belanda di Piala Dunia 2026

"Saya sudah menyebutkan dalam konferensi pers sebelumnya. Saya pikir itu konyol bahwa Piala Dunia ada di sana (Qatar)," kata Van Gaal, seperti dikutip Goal International, Selasa 22 Maret 2022.

"Kami bermain di negara yang menurut FIFA ingin mengembangkan sepakbola di sana. Itu omong kosong, tapi itu tidak masalah. Ini semua tentang uang, dan tentang kepentingan komersial. Itu soalnya penting di FIFA."

Mengapa menurut Anda saya tidak berada di komite mana pun di FIFA dan UEFA dengan keahlian saya? Karena saya selalu menentang organisasi semacam itu."

"Saya dapat mengatakan itu di Qatar nanti, tapi itu tidak akan membantu dunia menyingkirkan masalah ini," tutur eks manajer Manchester United tersebut.

Memang bukan hanya Van Gaal yang melontarkan kritik terhadap FIFA soal penunjukkan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Sebelumnya, beberapa negara seperti Norwegia dan Jerman juga melakukan hal yang sama.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya