FIFA dan UEFA Cuma Peduli Uang, Pemain Dicuekin

Kiper Timnas Belgia, Thibaut Courtois
Sumber :
  • Marca

VIVA – Kiper Timnas Belgia, Thibaut Courtois mengecam FIFA dan UEFA. Mereka menganggap kedua lembaga sepakbola itu cuma peduli akan uang, tapi tidak kepada para pemain.

Rahasia Orang Kaya: Pola Pikir Uang yang Jarang Diketahui

Hal ini diutarakan Courtois usai membela Belgia dalam perebutan tempat ketiga UEFA Nations League melawan Italia. Dalam laga itu, timnya kalah dengan skor 1-2.

Dikatakan Courtois, pertandingan UEFA Nations League adalah salah satu yang jadi gambaran betapa uang adalah segalanya dalam sepakbola. Dia menganggap UEFA dapat uang dengan menyelenggarakan ajang ini.

Daftar Lengkap Peraih Penghargaan The Best FIFA Football Awards 2024

"Permainan ini adalah uang dan kami harus jujur soal itu. Kami cuma bermain, karena untuk UEFA itu adalah uang tambahan," ujar Courtois, dikutip dari Sport.

Courtois dan Ronaldo usai Portugal menghadapi Belgia.

Photo :
  • Middleeast24
Beri Uang Segepok, Cara Ahmad Dhani Tenangkan Anak yang Menangis

Courtois berbicara ini dengan merujuk kepada banyaknya perubahan komposisi pemain dalam tim. Itu menggambarkan betapa para pemain sudah lelah karena terlalu banyak memainkan pertandingan.

"Lihatlah sebesar banyak kedua tim mengubah line up. Jika kedua tim berda di final, akan ada pemain lain. Ini cuma menunjukkan bahwa kami memainkan terlalu banyak pertandingan," imbuhnya.

Untuk memperkuat argumennya, kiper asal klub Real Madrid itu mencontohkan Liga Konferensi Eropa yang diperuntukkan kepada klub. Kejuaraan yang kelasnya di bawah Liga Europa.

"Mereka membuat kejuaraan ekstra. Selalu  sama," kata mantan kiper Chelsea itu.

Tambahan dari Courtois adalah sikap UEFA menentang gagasan Liga Super Eropa dari beberapa klub. Padahal di sisi lain, mereka membentuk kompetisi sendiri.

Presiden UEFA, Aleksander Ceferin

Photo :
  • The Sun

"Mereka bisa marah tentang tim lain yang menginginkan Liga Super, tapi mereka tidak peduli kepada para pemain. Mereka cuma peduli kepada kantong mereka," ujarnya.

Gagasan dari FIFA untuk menyelenggarakan Piala Dunia setiap dua tahun sekali turut jadi sasaran kritiknya. Dia menganggap segala keputusan itu diambil tanpa lebih dulu berbicara kepada pemain.

"Ini adalah hal yang buruk. Bahwa pemain tidak ikut dibicarakan. Sekarang Anda dengar tentang kejuaraan Eropa dan Piala Dunia setiap tahun. Kapan kami istirahat? Tidak pernah."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya