Ngeri, Ayah Harry Maguire Patah Tulang Rusuk di Final EURO 2020

Bek Timnas Inggris, Harry Maguire
Sumber :
  • Twitter

VIVA – Bek Timnas Inggris, Harry Maguire mengungkapkan ayahnya menderita patah tulang rusuk di Wembley saat final EURO 2020, Senin dini hari WIB, 12 Juli 2021.

Loyalitas Saka kepada Timnas Inggris Diragukan, Arteta Kasih Pembelaan

Maguire menceritakan kemungkinan ayahnya diserang oleh penonton yang tidak memiliki tiket. Mereka memaksa masuk ke dalam arena. 

.Maguire menggambarkan apa yang terjadi kepada ayahnya sangat menakutkan. Ke depan, keluarganya akan lebih waspada lagi untuk menonton pertandingan di stadion.

Menteri Rosan Pastikan Gerak Cepat Realisasikan Komitmen Investasi US$8,5 Miliar dari 10 Perusahaan Inggris

“Ayah saya sedang terinjak-injak. Saya belum terlalu banyak berbicara dengannya tetapi saya senang anak-anak saya tidak pergi ke pertandingan. Itu menakutkan - dia bilang dia takut dan saya tidak ingin ada yang mengalaminya di pertandingan sepakbola," kata Maguire, dikutip Skysports.

“Saya telah melihat banyak video dan telah berbicara dengan ayah dan keluarga saya. Ayah dan agen saya yang paling menderita. Dia berjuang untuk bernapas di tengah keributan dan tulang rusuknya patah karena terinjak-injak," sambungnya.

Momen Lucu Presiden Prabowo dan Wakil PM Inggris saat Bahas 'Kucing'

Kapten Manchester United (MU) itu berharap kejadian itu menjadi pembelajaran. Sehingga, hal serupa tidak kembali terjadi dalam sepakbola Inggris.

"Saya harap kita bisa belajar dari ini dan memastikan itu tidak terjadi lagi. Ayah akan selalu mendukung saya dan pergi ke Stadion.," jelasnya.

"Tetapi dia akan sedikit lebih sadar akan segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Kita semua juga harus lebih sadar dan belajar darinya. Segalanya bisa jauh lebih buruk, tetapi kami harus memastikan itu tidak terjadi lagi," tuturnya.

Terkait kejadian ini, Komite Disiplin UEFA sudah melakukan investigasi terhadap insiden di final Euro 2020 bersama dengan Federasi Sepak Bola Inggris (FA).

UEFA menduga ada sekumpulan orang mabuk yang membuat keributan dan berusaha masuk ke dalam stadion.

UEFA menerapkan potensi empat pelanggaran, yakni merangsek ke stadion, pelemparan benda, mengejek pendukung lain, dan menyalakan kembang api.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya