Perasaan Harry Kane Hancur Usai Timnas Inggris Kalah Adu Penalti
- twitter.com/England
VIVA – Kapten Timnas Inggris, Harry Kane, mengakui, bahwa perasaannya sangat hancur saat negaranya dikalahkan Italia lewat drama adu penalti dalam laga final EURO 2020 di Wembley Stadium, Senin 12 Juli 2021, dini hari WIB. Menurut dia, kekalahan itu adalah hal terburuk yang pernah dialaminya.
Bersama Harry Maguire, Kane adalah satu dari dua pemain The Three Lions yang mencetak gol lewat titik putih saat Italia memenangkan adu penalti 3-2 setelah kedua tim bermain imbang 1-1 pada waktu normal hingga babak perpanjangan 2x15 menit.
Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka semuanya gagal mengeksekusi penalti mereka, yang membuat Inggris membuang kesempatan untuk memenangkan trofi besar pertama mereka sejak Piala Dunia 1966.
"Penalti adalah sesuatu paling menghancurkan di dunia ketika Anda kalah," kata Kane kepada ITV, selepas pertandingan final.
"Siapa pun bisa melewatkan penalti. Penalti itu adalah hukuman. Kami melewati sebuah proses. Anak-anak melakukan semua yang mereka bisa, tapi ini memang bukan malam kami," ujarnya.
Pada jalannya pertandingan, Luke Shaw sebenarnya sempat memberi mimpi indah bagi Inggris saat laga baru berjalan dua menit lewat golnya.
Namun, gol tercepat dalam sejarah final EURO itu tidak bisa menginspirasi Inggris untuk menang karena mereka secara bertahap mulai memberikan Italia keleluasaan untuk mengembangkan permainan.
Leonardo Bonucci sukses menyamakan kedudukan pada babak kedua atau tepatnya menit ke-65, yang membuat Inggris harus menjalani panggung horor adu penalti setelah dalam beberapa dekade terakhir selalu kalah.
Dijelaskan Kane, bahwa Inggris sudah bermain semaksimal mungkin untuk memegang kendali permainan. Sayangnya, hal tersebut gagal dipertahankan karena Italia bisa mengontrol permainan saat mereka tertinggal.
"Kami bermain melawan tim yang sangat bagus. Kami memulai dengan sempurna. Mungkin saja kami jatuh terlalu dalam, yang membuat mereka menguasai banyak bola," ucap Kane.
"Kami terlihat cukup memegang kendali, dan mereka tidak banyak menciptakan peluang. Serangan mereka hanya melalui terobosan dari bola mati dan setelah itu saya pikir 50-50," tutur striker Tottenham Hotspur tersebut.