On This Day: Zidane Vs Materazzi, Kado Pahit Perpisahan Sang Maestro
- NPR
VIVA –  Tepat 15 tahun silam, sebuah kejadian kontroversial terjadi di final Piala Dunia 2006. Kapten Prancis, Zinedine Zidane menanduk bek Italia. Marco Materazzi.
Laga final Piala Dunia antara Italia vs Prancis di Olympiastadion Berlin, 9 Juli 2006 merupakan laga perpisahan Zidane sebagai pemain profesional. Sang maestro memutuskan gantung sepatu usai pertandingan ini.
Segalanya sepertinya akan berjalan manis untuk Zizou. Di menit ketujuh, dia mampu membawa Prancis unggul. Tendangan penalti ala Antonin Panennka mampu mengecoh kiper Italia, Gianluigi Buffon.
Memasuki menit ke-19, Italia mampu menyamakan kedudukan. Memanfaatkan sepak pojok dari Andrea Pirlo, Materazzi mengoyak gawang Prancis yang dikawal Fabian Barthez.
Tak ada gol tambahan hingga 90 menit waktu normal. Di babak tambahan, tepatnya di menit 110, terjadi insiden yang tak bisa dilupakan oleh pecinta sepakbola.
Materazzi dan Zidane terlibat cekcok. Diawali adu mulut, Zidane membalikkan badannya. Kemudian, secara mengejutkan, Zizou menandukkan kepala ke arah dada Materazzi. Atas insiden ini, Zidane pun dihadiahi kartu merah oleh wasit asal Argentina, Horacio Elizondo. Tanpa Zidane, Prancis kalah lewat adu penalti, 3-5.
Sebagian besar publik mengetahui bahwa Materazzi adalah biang onar kejadian tersebut. Sebab, Zidane selalu menjelaskan bahwa defender yang dikenal provokatif itu menghina ibunya. Emosi Zidane memuncak dan menanduk Materazzi.
Pada 2019 silam, Materazzi berbicara menhgenai tragedi ini. Dikatakan Materazzi, ia sama sekali tak menghina ibu Zidane. Hinaan diakui Materazzi diarahkan ke saudara perempuan Zidane.Â
Materazzi punya alasan takkan pernah menghina seorang ibu. Sebab, Materazzi kehilangan sang ibunda yang meninggal dunia saat masih remaja. Materazzi juga mengatakan bakal membuat buku yang menceritakan insiden itu.
"Saya memutuskan untuk menerbitkan buku tentang kejadian ini. Karena, semua orang bertanya kepada saya apa yang saya katakan kepadanya (Zidane) sehingga bereaksi seperti itu," ujar Materazzi dikutip Sport Bible.
"Kata-kata yang saya ucapkan bodoh, tetapi tidak pantas menerima reaksi itu. Di lingkungan mana pun, di Roma, Turin, Milan, dan Paris, saya mendengar banyak hal yang lebih serius. Saya berbicara soal saudara perempuannya, bukan ibunya, seperti yang pernah saya baca di beberapa surat kabar. Ibu saya meninggal saat saya masih remaja. Jadi, saya tidak akan pernah menghinanya," katanya.
Mau tahu apa saja peristiwa bersejarah di dunia olahraga? Simak On This Day setiap hari hanya di VIVA.co.id.