Duel Timnas Spanyol Vs Kosovo Dibayangi Masalah Diplomatik

Skuad Timnas Spanyol di Kualifikasi Piala Dunia 2022
Sumber :
  • twitter.com/SeFutbol

VIVA – Duel Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Eropa yang mempertemukan Timnas Spanyol vs Kosovo pada Kamis 1 April 2021, dini hari WIB, bukan hanya sekadar pertandingan sepakbola biasa saja. Sebab, laga yang akan digelar di Estadio Olímpico de Sevilla juga menjadi pusat pertikaian diplomatik.

Kisah Pilu Thom Haye Anaknya Masuk Rumah Sakit Sebelum Lawan Arab Saudi

Kontroversi ini bermula dari deskripsi Kosovo sebagai 'wilayah' yang diungkapkan oleh Federasi Sepakbola Spanyol (RFEF) ketika mengumumkan jadwal pertandingan La Furia Roja di Kualfikasi Piala Dunia 2022 dalam sebuah grup yang juga terdiri dari Swedia, Yunani, dan Georgia.

Deskripsi itu tentunya dianggap tidak menghargai Kosovo, yang merupakan bekas provinsi di Serbia dengan 1,8 juta penduduk yang telah mendeklarasikan kemerdekaannya pada 2008.

Respons Shin Tae-yong saat Disebut Nama Bung Towel

Sebagai tanggapan, Federasi Sepakbola Kosovo (FFK), menegaskan, dalam sebuah pernyataan bahwa Kosovo adalah negara merdeka dan mengancam tidak akan memainkan pertandingan lawan Spanyol jika tidak diizinkan menggunakan lagu kebangsaan dan benderanya.

"Kami siap untuk tidak pergi ke Spanyol karena konteks politik dari keputusan ini," kata Sekretaris Jenderal FFK, Eroll Salihu, seperti dikutip Fox Sports, Selasa 30 Maret 2021.

Kantongi Investasi Rp295 Triliun usai Kunjungan 5 Negara, Prabowo Subianto: Alhamdulillah!

Kosovo diketahui telah diberikan keanggotaan penuh UEFA dan FIFA pada 2016. Mereka pertama kali tampil dalam laga kompetitif di Kualifikasi Piala Dunia 2018 silam.

Sebagai informasi, sebagian besar kekuatan blok barat mengakui kemerdekaan Kosovo, tapi Serbia dengan sekutu internasional utamanya seperti China dan Rusia tidak mengakui Kosovo sebagai negara.

Begitu pula Spanyol atau Yunani, yang merupakan lawan mereka di lapangan dalam kampanye untuk lolos ke Piala Dunia 2022 di Qatar.

Spanyol dan Yunani, bersama dengan Slovakia, Rumania, dan Siprus, adalah lima negara anggota Uni Eropa yang pekan lalu didesak Parlemen Eropa untuk mengakui Kosovo.

"Kemerdekaan Kosovo tidak bisa diubah. Pengakuan oleh negara-negara anggota Uni Eropa yang tersisa... akan bermanfaat bagi normalisasi hubungan antara Kosovo dan Serbia, akan meningkatkan dan mengkonsolidasikan stabilitas kawasan," kata salah satu anggota Parlemen Eropa.

Kendati demikian, Madrid telah menyatakan bahwa pertandingan antara Spanyol vs Kosovo tidak akan membuat mereka mengubah posisinya.

"Penyelenggaraan pertandingan antara tim-tim dari dua federasi ini dalam keadaan apa pun tidak mengubagh posisi Spanyol untuk tidak mengakui Kosovo sebagai sebuah negara," ujar diplomat Spanyol.

Pemerintah Spanyol memang secara tegas menolak untuk mengakui Kosovo karena khawatir berdampak terhadap gerakan separatis di Catalonia.

"Spanyol, yang masih memiliki masalah dalam hal persatuan nasional, ingin menghindari ancaman oleh proses 'Balkaninsasi'," kata sejarawan Jose Alvarez Junco kepada El Confidencial.

Sebelumnya, ketegangan antara Spanyol dan Kosovo dalam dunia olahraga sudah pernah terjadi.

Pada 2019, Spanyol memutuskan untuk menjadi tuan rumah pertandingan di putaran elite Kualifikasi Piala Eropa U-17 melawan Yunani, Kosovo, dan Ukraina. Pertandingan tersebut akhirnya dimainkan di Nyon, Swiss.

Sebelum itu, pada November 2018, kontingen Kosovo ikut serta dalam kejuaraan dunia karate di Madrid dengan mengambil bagian di bawah bendera Federasi Karate Internasional. Namun, hal itu malah membuat jengkel Komite Olimpiade Internasional.

Maka dari itu, dalam sebuah pernyataan dari seorang diplomat dan RFEF, Spanyol akan berusaha menyesuaikan aturan yang diberlakukan oleh FIFA dan UEFA untuk pertandingan melawan Kosovo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya