Timnas Portugal Harusnya Tak Perlu Diuntungkan Gol Bunuh Diri
- twitter.com/EURO2020
VIVA – Timnas Portugal menjalani laga kandang dalam Grup A Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Eropa dengan menggunakan Allianz Stadium, Turin, Italia pada Kamis dini hari WIB 25 Maret 2021. Dalam pertandingan tersebut, Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan menang 1-0 atas Timnas Azerbaijan.
Tidak mudah bagi Portugal untuk memenangkan pertandingan ini. Meski mereka mendominasi sejak babak pertama, tapi gol yang muncul pada menit 36 merupakan bunuh diri dari pemain lawan.
Pelatih Portugal, Fernando Santos menilai seharusnya bisa mencetak gol tambahan di babak pertama. Mereka bisa terus memberi tekanan kepada Azerbaijan, tapi anak asuhnya tak bisa mencetak lebih banyak gol.
"Di babak pertama kami selalu mengontrol permainan. Kami bisa saja membangunnya lebih baik dan menciptakan situasi untuk mencetak gol. Kami perlu meningkatkan penyelesaian, tapi akhirnya kami bisa menang dengan bunuh diri. Mungkin kami pantas untuk cetak gol lebih," kata Santos, dikutip dari laman resmi UEFA.
Sedangkan di babak kedua, dia tak memungkiri anak asuhnya menurun dari segi permainan. Mereka malah memberi kesempatan kepada tim tamu untuk berani bermain menyerang.
Tak ingin situasi tersebut terus terjadi, Santos memilih untuk menurunkan Joao Felix. Perubahan pun terjadi, dan aliran bola menjadi lebih aktif sehingga Portugal bisa mengambil alih dominasi pertandingan.
"Di babak kedua, tim tidak terinspirasi. Melewatkan banyak operan dan sedikit variasi. Azerbaijan mulai percaya diri, menemukan ruang untuk keluar dan bermain," tutur Santos.
"Tim kami baru meningkat setelah Joao Felix masuk. Ada sirkulasi yang lebih baik dan salah satu gerakan terbaiknya adalah peluang terakhir itu," imbuhnya.
Kemenangan ini jadi bekal berharga bagi Portugal. Mereka bisa percaya diri untuk menyambut laga selanjutnya melawan Serbia.
"Sangat penting untuk menang. Kami tahu bahwa permainan ini selalu sulit. Tentu saja saya berharap untuk menang di pertandingan lainnya. Sekarang mari kita lihat apa yang kami lakukan dan pikirkan tentang Serbia."