The Legendary: Umpan Silang Berbuah Petaka, Jadi Musuh 1 Negara

Mantan pemain Timnas Prancis, David Ginola
Sumber :
  • Twitter/@PompiersFR

VIVA – Bagi pencinta sepakbola era 90-an pasti tidak asing dengan nama David Ginola. Ya, pesepakbola yang dikenal dengan wajah tampan dengan rambut panjangnya itu merupakan salah satu winger paling ditakuti di daerah pertahanan lawan.

Nasib Tragis Timnas Israel: Diboikot Main di Prancis, Degradasi dari UEFA Nations League A

Memulai karier bersama Toulon, pria berpaspor Prancis itu kemudian pindah ke Racing Club Paris lalu Brest. Namanya mulai naik saat membela Paris Saint-Germain sejak 1992. Setahun berselang, dia berhasil membawa Les Parisiens juara liga musim 1993/94.

Setelahnya, dia kemudian malang melintang di Inggris. Total, ada empat klub Inggris yang pernah dibelanya.

Rekap UEFA Nations League: 6 Negara Pastikan Tiket ke Perempat Final

Klub-klub itu adalah Newcastle United, Tottenham Hotspur, Aston Villa, dan Everton. Karier sepakbolanya makin gemilang setelah memilih merumput di Negeri Ratu Elizabeth. Terutama ketika membela Newcastle dan Spurs.

Total, pria yang kini berusia 53 tahun itu melakoni 613 laga resmi dan dilengkapi oleh gelontoran 108 gol.

Kylian Mbappe Dicoret dari Timnas Prancis

Kesuksesan di klub ternyata tak selamanya berjalan selaras di Tim Nasional. Setidaknya, itulah yang dialami oleh Ginola.

Sebagai salah satu penyerang sayap yang memiliki reputasi mentereng, Ginola hanya 17 kali membela Timnas Prancis. Memang, pada era tersebut Les Bleus memiliki sejumlah pemain hebat seperti Jean-Pierre Papin juga Eric Cantona sehingga Ginola kerap jadi pilihan kedua.

Eks pilar Everton, David Ginola dan kekasih Maeva Denat.

Tapi, sebenarnya ada satu penyebab utama mengapa pemain sekelas Ginola akhirnya cuma melakoni 17 laga buat Timnas Prancis. Dan momen itu terjadi di Kualifikasi Piala Dunia 1994.

Ketika itu, dalam duel yang dihelat di Parc des Princes, November 1993, Les Bleus hanya membutuhkan hasil imbang buat mengantongi tiket lolos ke Piala Dunia 1994 yang dihelat di Amerika Serikat.

Menghadapi Bulgaria, tentu Prancis berada di atas angin untuk memastikan satu tempat di fase grup.

Tapi, yang terjadi justru di luar dugaan. Prancis malah menyerah 1-2 di laga pamungkas tersebut dan harus merelakan tiket Piala Dunia 1994 direbut Bulgaria.

Nah, inilah yang menjadi faktor utama mengapa Ginola tak lagi membela Timnas Prancis. Sebab, dia dituding sebagai dalang kegagalan Tim Ayam Jantan mentas di Piala Dunia 1994.

Awalnya, Eric Cantona mampu membawa Prancis unggul dengan sepakannya dari jarak dekat. Bulgaria kemudian menyamakan kedudukan lewat gol Emil Kostadinov.

Perubahan dilakukan pelatih Prancis kala itu, Gerard Houllier, di pertengahan babak kedua. Dia memasukkan Ginola menggantikan Papin di menit 68.

Tak ada yang salah dari Ginola di laga tersebut, awalnya. Namun, momen "kehancuran" kariernya di Timnas tiba di menit 90.

Dia salah melepaskan umpan silang. Berniat mengarahkan ke kotak penalti lawan, bola malah jatuh ke kaki pemain Bulgaria. Cuma tiga kali operan, bola diumpan jauh ke depan dan jatuh di kaki Kostadinov yang cuma butuh sedikit kontrol sebelum melepaskan tembakan keras yang menghujam gawang Prancis yang dikawal Bernard Lama.

Bulgaria lolos dan Ginola pun dinobatkan sebagai biang keladi pupusnya mimpi Prancis tampil di perhelatan sepakbola terakbar sedunia itu. Usai laga, dia langsung menjadi musuh dari satu negara.

Ginola mengaku beban yang dirasakannya sangat berat. Padahal, dia cuma menjalankan instruksi dari Houllier yang memintanya untuk tetap menyerang.

"Saya menjadi musuh masyarakat nomor satu. Sosok yang bertanggung jawab atas eksekusi saya adalah Gerard Houllier. Itu adalah hal yang tak pernah bisa saya maafkan karena dia berupaya menghancurkan hidup saya," ujar Ginola dikutip Sky Sports.

"Ketika Emil Kostadinov mencetak gol hanya 30 detik sebelum peluit akhir, itu seperti mimpi buruk. Saya tidak berpikir bahwa saya akan disalahkan tetapi, dalam perjalanan pulang, istri saya Caroline berkata kepada saya: 'David, saya tidak tahu kenapa tapi aku merasa mereka akan menumpahkan ini semua padamu'," lanjut dia.

Kehidupan berat sebagai public enemy Prancis akhirnya dilupakan Ginola usai pensiun. Sebab, dia melanjutkan kehidupannya dengan menjadi aktor dan model.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya