Kingsley Coman Pupus Mimpi PSG, Klubnya Sejak Usia 8 Tahun
- twitter.com/ChampionsLeague
VIVA – Kingsley Coman terpilih sebagai man of the match final Liga Champions. Golnya mengantarkan Bayern Munich menjadi juara dengan mengalahkan Paris Saint-Germain di Estadio da Luz, Lisbon, Portugal, Senin dini hari WIB 24 Agustus 2020.
Sundulan Coman pada babak kedua membuat bola bersarang mulus ke dalam gawang PSG yang dikawal Keylor Navas. Momentum itulah yang membuat Bayern semakin percaya diri di atas lapangan.
(Baca juga: Kiper Bayern Manuel Neuer Jadi Mimpi Buruk PSG di Final Liga Champions)
Coman dipercaya turun sejak awal oleh pelatih Bayern, Hansi Flick. Padahal di semifinal sebelumnya, dia menjadi cadangan dan Ivan Perisic yang jadi pemain inti.
Kepercayaan Flick dibayar lunas oleh Coman. Dia tampil apik dengan akselerasinya dari sayap kiri penyerangan Bayern.
"Mungkin akhirnya dia keluar dari bayang-bayang Franck Ribery dan Arjen Robben. Kingsley memiliki bakat luar biasa dan dia menunjukkan malam ini bisa mencetak gol," tutur Flick, dikutip dari laman resmi UEFA.
Terpilih sebagai man of the match karena golnya yang membawa Bayern juara begitu luar biasa dirasakan Coman. Walau yang dihadapinya adalah PSG, klub tempat kelahirannya, tapi upaya 100 persen dikeluarkan.
(Baca juga: PSG Gagal di Final Liga Champions, Jangan Salahkan Mbappe dan Neymar)
"Saya sangat bahagia. Ini malam yang luar biasa. Tidak cuma untuk tim, tapi juga semua suporter. Saya sejak awal ingin tampil 100 persen untuk Bayern," katanya.
Coman adalah pemain jebolan akademi PSG. Sejak 2004 dia berada di sana, sampai akhirnya promosi ke tim utama 10 tahun berselang.
Kemudian pemain berusia 24 tahun itu hijrah ke Juventus. Lagi-lagi tempat di tim utama sulit dia dapatkan, dan harus dipinjamkan ke Bayern mulai 2015 hingga 2017.
Karena tertarik dengan kemampuan Coman, Bayern kemudian mempermanenkannya. Hingga sekarang dia menjadi andalan pelatih.