Inter Gagal Juara, Conte dan Eriksen Catat Rekor Buruk di Final

Pelatih Inter Milan, Antonio Conte.
Sumber :
  • inter.it

VIVA – Inter Milan harus gigit jari di final Liga Europa 2019/20. La Beneamata harus puas menjadi runner up usai takluk 2-3 dari Sevilla di RheinEnergie Stadion, Cologne, Sabtu dini hari WIB, 22 Agustus 2020.

Arsenal Merasa Diperlakukan dengan Buruk oleh Wasit di Markas Inter Milan

Ini memperpanjang rekor buruk Conte di final antarklub Eropa. Sebelumnya, dia tiga kali kalah saat tampil di final Liga Champions.

Jay Idzes Nongol di Instagram Inter Milan, Netizen Indonesia Bilang Begini

Dilansir Squawka, saat menjadi pemain, Conte harus tiga kali menjadi runner up bersama Juventus. Itu terjadi pada 1997, 1998, dan 2003. Rekor buruk tersebut masih berlanjut saat dia duduk di kursi pelatih bersama Inter.

Conte sebenarnya sudah menyadari rekornya tersebut dan bertekad memupusnya di final Liga Europa. Namun, lagi-lagi dia harus puas menjadi yang kedua.

Inter Milan Kesulitan Bongkar Pertahanan Jay Idzes Cs, Simone Inzaghi: Kami Seharusnya ....

"Orang-orang hanya akan mengingat kami saat juara. Saya pernah sekali juara Liga Champions. Namun, saya kalah tiga kali di final. Dalam sejarah, hanya tim juara yang diingat," kata Conte dilansir Football Italia, sebelum melawan Sevilla.

(Baca juga: Tahu Sakitnya Kalah di Final, Conte Ingin Bawa Inter Juara Liga Europa)

Catatan buruk di final juga diraih gelandang Inter, Christian Eriksen. Pemain asal Denmark tersebut sebenarnya menjadi satu-satunya pemain yang tampil di final kompetisi Eropa secara beruntun.

Sayang, dia harus dua kali kalah di final. Musim lalu, Eriksen bersama Tottenham Hotspur takluk 0-2 dari Liverpool di final Liga Champions. Dan kini duka serupa dia rasakan bersama Inter di final Liga Europa.

(Baca juga: Fakta Mengerikan Sevilla Usai Jadi Raja Liga Europa)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya