Mustahil Neymar ke Barca, tapi Messi yang ke PSG
- The Sun
VIVA – Dalam beberapa bulan belakangan, santer dikabarkan kalau Neymar akan kembali ke Barcelona. Namun, diungkapkan oleh sang agen, Wagner Ribeiro, pemain asal Brasil itu sudah tak ingin kembali ke Camp Nou.
Neymar sempat gencar dikabarkan bakal kembali ke Spanyol untuk pulang ke Barcelona. Itu lantaran dia merasa tak betah dengan situasi yang terjadi di klubnya saat ini, Paris Saint-Germain.
Namun, kondisinya berubah 180 derajat setelah melihat perjalanan PSG musim ini di mana mereka lolos ke final Liga Champions sementara Barca terhenti langkahnya di babak perempat final setelah kalah memalukan 2-8 dari Bayern Munich.
Fakta tersebut berhasil membuat pemain 28 tahun berubah pikiran. Dan memilih untuk bertahan di PSG ketimbang pergi ke klub lain.
"Pada waktu itu, dia sudah siap untuk pergi, kembali ke Barca atau ke Real Madrid. Tapi, tidak saat ini karena Anda sekarang bisa melihat dia sangat nyaman. Alasan apa yang membuatnya ingin meninggalkan PSG?" tutur Ribeiro dikutip The Sun.
"Saya bercanda dengannya: tinggal di kota besar, di mana semua orang ingin mengunjunginya, menikmati makanan Prancis, tinggal di rumah mewah dengan teman dan keluarga, bermain di salah satu klub terbaik. Neymar sangat bahagia dan saya pikir dia akan bertahan di sini setidaknya dua musim lagi," lanjutnya.
Tak cuma membahas Neymar, Ribeiro juga menyinggung soal Lionel Messi. Menurutnya, megabintang asal Argentina itu yang bakal bergabung dengan PSG.
Rumor itu semakin dikuatkan dengan situasi tak kondusif yang saat ini menimpa Blaugrana usai dipermak Bayern Munich. Messi dilaporkan sudah gerah dengan manajemen Barca yang bobrok sehingga ingin secepatnya meninggalkan Spanyol dengan mencari klub yang lebih menjamin prestasi terutama di Liga Champions.
"Tanpa ragu, melihat kondisi saat ini, lebih mudah bagi Messi untuk bergabung dengan PSG ketimbang Neymar yang pulang ke Barca. Tak cuma Messi, termasuk Cristiano Ronaldo," kata Ribeiro.
"Saya serius. Anda tak boleh meragukan kekuatan ekonomi Qatar," jelas dia.