Sadis, Sevilla Taklukkan MU di Duel Ketahanan
- Realmadrid.com
VIVA – Pelatih Sevilla, Julen Lopetegui, tak bisa menutupi kegembiraannya setelah sukses membawa tim asuhannya ke final Liga Europa. Kesuksesan ini tak lepas dari kemampuan Sevilla untuk bertahan dan bertarung hingga batas maksimal.
Los Rojiblancos sukses membalikkan keadaan setelah tertinggal oleh penalti Bruno Fernandes di menit kesembilan. Sevilla membalas lewat gol Suso (26) dan Luuk de Jong (78). Wakil Spanyol itu pun keluar sebagai pemenang dalam duel di RheinEnergie Stadium, dini hari tadi.
Pembuktian Sevilla sebenarnya sudah hadir sejak babak sebelumnya saat bersua Wolverhampton Wanderers. Mereka tampil prima sepanjang 90 menit sebelum akhirnya mencetak gol jelang waktu normal berakhir.
Mental "Raja" Liga Europa kembali ditunjukkan Lucas Ocampos cs saat meladeni MU. Meski kalah dominan, tapi mereka mampu memperlihatkan performa apik hingga bisa membalikkan keadaan.
"Ini adalah duel yang membutuhkan ketahanan. Duel yang menuntut kami bertarung hingga batas maksimal seperti yang selalu kami lakukan," ujar mantan juru taktik Real Madrid dikutip Marca.
"MU adalah tim terbaik di Inggris setelah kompetisi dimulai lagi. Mereka memiliki masa depan yang hebat yang menanti mereka," jelasnya.
Lebih lanjut, Lopetegui mengakui jika anak-anak asuhnya sempat kesulitan untuk meladeni permainan Setan Merah. Namun, secara perlahan mereka bisa membangun serangan yang mematikan guna melukai MU.
"Tak banyak tim yang bermain seperti MU. Di babak pertama, kami bisa mengontrolnya tapi di awal babak kedua kami kewalahan. Beruntung, Yassine Bounou sangat fantastis," kata Lopetegui.
"Setelahnya, kami tampil lebih seimbang dan memiliki peluang untuk melukai mereka," lanjut dia.
Baca juga
Statistik Memalukan MU di Liga Europa, Bukti Butuh Striker Berkelas
Waduh, Sancho Ikut Diseret dalam Kekalahan Memalukan MU
Sibuk, Intip Jadwal Padat Mees Hilgers di Oktober 2024
Mees Hilgers tampaknya menjadi pemain Timnas Indonesia paling sibuk bulan ini. Bagaimana tidak, bek milik FC Twente itu menjalani tiga ajang berbeda
