Nasib ManCity Kayak Sitkom Tuyul dan Mbak Yul: Gagal Maning Son
- twitter.com/ChampionsLeague
VIVA – Ingat satu kalimat sinetron komedi tahun 1990-an, Tuyul dan Mbak Yul, yang kerap dilayangkan salah satu tokohnya, "Gagal maning son." Begitulah nasib Manchester City di Liga Champions saat ini.
Ambisi ManCity demi jadi juara Liga Champions musim 2019/20 pupus. Mereka kalah dari Olympique Lyon, 1-3, di Estadio da Luz, Sabtu 15 Agustus 2020 atau Minggu dini hari WIB.
Mirisnya, dalam duel itu, ManCity unggul jauh dalam penguasaan bola. Mereka mendominasi pertandingan dengan penguasaan bola mencapai 72 persen.
Sepakan yang dilepaskan ManCity, juga lebih banyak, 18 kali. Bandingkan, Lyon cuma tujuh sepakan saja.
Tapi, urusan akurasi, Lyon lebih tajam. Tujuh dari sepakan Lyon, cuma satu yang meleset dan tiga di antaranya berbuah gol.
Entah apa yang terjadi dengan ManCity. Megaproyek satu dekade yang dibangun, belum juga membuahkan hasil manis.
"Saya sebenarnya merasa kami menjadi lebih baik. Tapi, Anda harus sempurna di kompetisi ini," kata manajer ManCity, Pep Guardiola, dilansir The Sun.
Salah satu biang keladi kekalahan ManCity adalah kontroversi dari video assistant referee dalam proses gol ketiga Lyon yang dicetak Moussa Dembele. Ada kesan, Dembele melakukan pelanggaran terhadap Aymeric Laporte dalam proses gol kemenangan Lyon.
Namun, Guardiola tak mau mengeluh. Sebab, hasil sudah keluar dan ManCity kembali jadi pecundang.
"Saya tak mau cari alasan atau melayangkan keluhan. Kami tersingkir. Saya merasa kami sudah siap, tapi melakukan kesalahan fatal. Itu sebabnya kami tersingkir," jelas Guardiola.
“Banyak hal bagus yang kami lakukan, hanya saja tidak cukup. Kesalahan banyak kami lakukan di kotak penalti lawan dalam beberapa momen penting. Kami kesulitan mencari ruang menyerang," lanjutnya.
Liga Champions tentu jadi fokus ManCity sekarang. Sebab, Premier League sudah mereka kuasai dalam beberapa musim terakhir, meski kalah dalam perburuan gelar juara dengan Liverpool di 2019/20.
Hadirnya Guardiola, tentu diharapkan bisa jadi pelepas dahaga ManCity akan kejayaan di Eropa. Tapi, ya seperti sitkom Tuyul dan Mbak Yul, "Gagal maning son", ManCity memang belum bisa kuasai Eropa.
Sebab, menguasai Eropa bukan soal uang saja. Perlu proses panjang demi meraih trofi bergengsi itu.