The Legendary: Kisah Eric Cantona Pensiun Dini dan Surat dari Sir Alex

Eric Cantona
Sumber :

VIVA – Rentan karier pemain sepakbola memang tidak terlalu lama. Menurut Asosiasi Pesepakbola Profesional (PFA), rata-rata usia pemain sepakbola pensiun adalah 35 tahun. 

Liverpool Waspadai Leicester City Era Ruud van Nistelrooy

Namun, jika di bawah usia tersebut sudah ada yang memutuskan untuk pensiun, maka biasanya mengalami cedera yang cukup parah. Sangat jarang pesepakbola yang memutuskan gantung sepatu saat kariernya masih berada di puncak. 

Salah satu pemain yang memutuskan gantung sepatu di usia yang masih sangat produktif adalah Eric Cantona, pemain legendaris Manchester United. 

5 Momen Terbaik di Boxing Day Premier League, Nomor 3 Legend Banget

Cantona memang tidak bisa dilepasakan dari MU. The Red Devils mendatangkan Cantona pada 1992 dari Leeds United. 

Pemain asal Prancis ini sudah mencetak 75 gol dalam 168 pertandingan bersama MU di bawah asuhan Sir Alex Ferguson. Selain itu, Cantona juga telah memberikan empat trofi Premier League kepada The Red Devils. 

Boxing Day Digelar! Catat Jadwal Lengkap Premier League Malam Ini

Cantona memutuskan untuk pensiun di usia 30 tahun, pada 1997. Cantona memiliki alasan tersendiri yang membuatnya untuk gantung sepatu. 

Cantona ternyata sudah tidak lagi memiliki semangat untuk bermain sepakbola. 

"Saya kehilangan gairah dalam pertandingan," kata Cantona dikutip dari Dailystar. 

"Saat berusia 20 tahun, saya berjanji akan gantung sepatu saat mulai kehilangan gairah. Saya akan melakukannya meski masih berusia muda," tambahnya.

Legenda Manchester United, Eric Cantona

Cantona sangat spesial di mata Sir Alex. Oleh karena itu, saat Cantona memutuskan pensiun, Sir Alex pun menuliskan surat kepadanya. 

Dalam surat tersebut, Sir Alex bercerita bagaimana ia sangat menghormati Cantona. 

"Beberapa bulan telah berlalu sejak terakhir kita berbicara. Saya harus menulis surat untuk anda sebagai tanda penghormatan dan penghargaan," tulis Sir Alex dalam pembukaan suratnya. 

"Saat kami memulai latihan, saya terus menunggu anda seperti biasanya. Tapi saya pikir harapan itu tidak realistis karena saya tahu, saat kita bertemu di Mottram, waktu anda bersama MU telah berakhir," tambahnya. 

Sir Alex menyebutkan, Cantona telah mempertimbangkan nasehat dari seorang ayah dengan baik. Bahkan Sir Alex telah meminta Cantona untuk berlibur sebelum, ia mengambil keputusan yang besar tersebut. 

"Saya yakin anda selalu melihat pertandingan kami. Termasuk ketika kami mendatangkan Teddy Sheringham untuk menggantikan anda. Ia masih kesulitan menemukan penampilan terbaiknya, seperti saat berkostum Tottenham Hotspur," jelasnya. 

"Terkadang pemain tidak menyadari betapa sulitnya bermain di level kami. Setiap pertandingan adalah final dan saya berharap ia bisa melakukan dengan baik untuk kami," katanya. 

Dalam surat tersebut, Sir Alex juga mengutarakan bahwa ia berharap bisa menemukan sosok seperti Cantona di masa depan. Meski Sir Alex juga tidak meragukan kemampuan pemain muda yang ia miliki saat itu. 

"Eric, anda tahu bagaimana saya membutuhkan anda. Sekarang anda bukanlah pemain saya. Saya harap anda menyadari anda memiliki seorang teman," tutup Sir Alex dalam surat tersebut. 

Cantona adalah pemain sepakbola yang memiliki kemampuan individu yang sangat luar biasa. Sayangnya hal ini tidak dibarengi dengan tingkat emosionalnya yang tinggi. 

Pemain berjuluk The King ini, pernah melakukan tindakan yang sampai saat ini akan selalu diingat banyak orang. Bagaimana tidak, Cantona mengeluarkan tendangan kung fu kepada seorang suporter. 

Januari 1995 di Stadion Selhurts Park yang menjadi markas dari Crystal Palace, kejadian tendangan kung fu Cantona terjadi. Cantona terprovokasi oleh seorang suporter yang bernama Matthew Simmons. 

Emosi Cantona tidak terbendung yang kemudian ia meluapkan dengan melalukan tendangan kung fu. Cantona memang terkenal salah satu pemain dengan tingkat emosional yang tinggi. 

Tendangan Kungfu Eric Cantona pada 1995

Namun kejadian di Selhurts Park tersebut adalah yang paling parah. Karena sasaran dari emosi Cantona adalah suporter. 

Sir Alex yang memamg mengetahui pribadi Cantona dengan baik, sempat memperingatkan agar ia tidak terpancing emosinya sebelum pertandingan dimulai. Sayangnya, Cantona melupakan omongan Sir Alex dan terpancing emosinya di lapangan. 

Cantona akhirnya tidak bisa lepas dari hukuman. Ia di larang bermain sepakbola selama delapan bulan. 

Cantona nyaris masuk penjara, namun akhirnya diganti dengan hukuman kerja selama 120 jam. Cantona sempat berpikir untuk meninggalkan MU, karena kejadian tersebut. 

Apalagi ia tidak bisa memimpin rekan-rekannya di MU selama delapan bulan. Sir Alex kemudian sampai terbang ke Prancis untuk berbicara dengan Cantona. 

Cantona akhirnya bertahan di MU sampai dua tahun kemudian, sebelum ia benar-benar memutuskan gantung sepatu.  
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya