FOKUS: Liverpool, Raksasa Eropa yang Tak Pernah Juara Dunia
VIVA – Tim terbaik Benua Biru saat ini. Wajar jika gelar itu disematkan buat Liverpool. Raksasa Inggris ini menyegel status juara Liga Champions 2018/2019, dan Piala Super Eropa 2019. Sekarang, The Anfield Gang tengah berjuang untuk membuat mimpi jadi kenyataan, menjadi kampiun Piala Dunia Klub, gelar yang belum pernah direngkuh Si Merah.
Sebelum membahas peluang pasukan Juergen Klopp di laga final Piala Dunia Klubb 2019, ada baiknya melihat performa beringas Liverpool sepanjang tahun 2019.
Liverpool sukses merengkuh gelar juara Liga Champions yang keenam sepanjang sejarah klub, usai menjungkalkan sesama wakil Inggris, Tottenham Hotspur. Tepatnya pada 1 Juni 2019, Liverpool berhasil mengangkat trofi Si Kuping Besar usai mengalahkan Tottenham 2-0 di Wanda Metropolitano, Madrid.
Kurang dari sebulan, trofi bergengsi kembali berhasil dibawa pulang Liverpool ke Anfield. Berstatus juara Liga Champions, Liverpool berhak bermain di ajang Piala Super Eropa 2019. Lawannya kembali dari Inggris.Â
Ya, Liverpool harus berhadapan dengan Chelsea yang menyandang titel juara Liga Europa 2018/2019, dalam laga yang digelar di Vodafone Park, Istanbul, 14 Agustus 2019.
Tak mudah bagi Liverpool untuk bisa menghentikan perlawanan Chelsea. Sebab, Liverpool harus lebih dulu melewati drama adu penalti sebelum memetik kemenangan 5-4 (2-2).
Dengan koleksi dua gelar prestisius yang direngkuh musim ini, Liverpool jelas punya modal positif menghadapi laga final nanti. Akan tetapi, ambisi Liverpool untuk menjadi yang terbaik di dunia dipastikan takkan mudah. Sebab, musuh dari masa lampau, Flamengo, siap menghadang.
Liverpool akan berhadapan dengan Flamengo yang berstatus juara Copa Libertadores 2019, di Khalifa International Stadium, Doha, dalam laga final Piala Dunia Klub 2019, Minggu 22 Desember 2019 dini hari WIB.
Luka Lama
Dijelaskan tadi bahwa Flamengo adalah musuh masa lampau bagi Liverpool. Sebab menurut data Rsssf.com, armada Rubro-Negro pernah mengubur mimpi Liverpool jadi yang terbaik di dunia.
Saat masih berformat Piala Interkontinental, Liverpool pernah jumpa dengan Flamengo pada 1981. Keduanya sudah pasti punya status yang sama seperti saat ini, dan menjadi jagoan dari masing-masing benua.
Bentrok di National Stadium, Tokyo, Liverpool nyatanya luluh lantak dihajar Flamengo 0-3. Catatan brace Joao Nunes dan sumbangan satu gol Adilio Goncalves, membuat kans kedua Liverpool menjadi yang terbaik di dunia tertutup.
Liverpool sebenarnya sempat punya peluang untuk mendapatkan gelar ini tiga tahun sebelumnya, saat menjadi juara Piala Champions (format terdahulu) 1976/1977. Liverpool seharusnya berhadapan dengan juara Copa Libertadores saat itu, Boca Juniors. Sayangnya, menurut data FIFA.com, pada tahun itu ajang ini tak digelar.
Setelah berubah Piala Interkoninental berubah format menjadi Piala Dunia Klub pada tahun 2000, Liverpool kembali mendapatkan kesempatan. Tepatnya pada 2005, Liverpool berhadapan dengan tim Brasil lainnya, Sao Paulo. Dalam laga yang digelar di International Stadium Yokohama, Liverpool kembali kalah 0-1 dan lagi-lagi gagal merengkuh gelar ini.
Kembali ke Flamengo. Saat ini, juara Campeonato Brasileiro Serie A 2019 ini ditangani oleh pelatih asal Portugal, Jorge Jesus. Ya, Jesus pernah mengecap sukses bersama dua raksasa Portugal, Benfica dan Sporting Lisbon. Tak cuma itu, dalam skuat Flamengo juga banyak pemain yang juga pernah berkiprah di Eropa.
Ada Diego Alves yang pernah main buat Valencia, Filipe Luis yang sempat membela Atletico Madrid dan Chelsea. Lalu, ada gelandang veteran, Diego Ribas, yang pernah membela Juventus dan Werder Bremen, serta Rafinha yang juga pernah merumput bersama Bayern Munich.
Dua nama lagi, ada pemain yang pernah membela AS Roma dan Fiorentina, Gerson, serta penyerang masa depan Brasil, Gabriel Barbosa alias Gabigol, yang saat ini tengah menjalani status pinjaman dari Inter Milan.
 "Final akan kami hadapi tanpa rasa takut. Saat kami tiba, kami berpikir bahwa kami akan menjadi juara dunia. Sekarang kami sudah berada di final. Kami adalah tim yang tak pernah gagal saat menentukan banyak momen," ujar Jesus dikutip Sportstar.com.
Modal Negatif dan Pengalaman Pertama
Klopp sepertinya masih kecewa dengan kekalahan telak yang dialami timnya dalam laga perempatfinal Piala Liga Inggris 2019/2020. Dalam laga di Villa Park, Liverpool yang menurunkan tim U-23 dibantai Aston Villa 0-5.
Eks manajer Mainz 05 dan Borussia Dortmund tahu bahwa timnya tengah menghadapi jadwal padat. Harus terbang ke Qatar untuk tampil di Piala Dunia Klub, terpaksa Liverpool harus melepas ajang Piala Liga Inggris.
Hal ini yang jadi catatan pertama juru taktik berpaspor Jerman. Modal negatif yang dimilikinya dinilai berbanding terbalik dengan Flamengo yang masih belum memulai musim di Campeonato Brasileiro Serie A 2019.
"Mereka datang ke sini pesan yang jelas untuk memenangkannya, dan kembali ke rumah sebagai pahlawan. Sementara, kami tetap tinggal di rumah dan bermain di Carabao Cup (Piala Liga Inggris). Itu perbedaan besar," ucap Klopp dikutip BBC
"Kami tidak bisa mengubahnya. Tetapi, kami sudah berada di sini dan saya igin memenangkan kompetisi. Meskipun kami tahu, ini sangat sulit karena tim lawan sangat baik," katanya,
Di sisi lain, Klopp juga tahu sosok Jesus di balik kesuksesan Flamengo. Dalam catatan kedua Klopp, Jesus dinilainya punya pengaruh besar di balik performa impresif Flamengo.
Bagi Klopp, laga nanti memang jadi yang perdana buatnya menghadapi lawan dari Brasil. Akan tetapi, Klopp optimis bahwa Flamengo juga belum mendapatkan lawan seperti Liverpool dengan kualitasnya saat ini.
"Saya tahu apa yang kami harapkan. Flamengo akan menjadi sangat kuat dan terorganisir. Pelatihnya (Jesus) telah mengubah nasib mereka dan sebagian besar cara bermain mereka. Ini adalah pertama kalinya saya meghadapi tim Brasil. Tetapi, ini juga pertama kalinya Flamengo bermain melawan tim seperti Liverpool," ujar Klopp.
Mampukah Liverpool untuk pertama kali menjadi juara Piala Dunia Klub? Atau, Flamengo yang akan kembali mengubur mimpi Liverpool dan memperpanjang catatan buruk armada Merseyside Merah saat jumpa wakil Brasil?