Bos LaLiga Kritik Pembatalan Liga Prancis

Bek PSG, Presnel Kimpembe.
Sumber :
  • Twitter

VIVA – Liga Prancis menyusul Belanda menghentikan kompetisi sepakbola. Dipastikan Ligue 1 dan Ligue 2 tidak akan digelar sampai selesai menyusul keputusan dari perdana menteri Edouard Philippe.

"Event olahraga besar tidak akan digelar setidaknya sampai September. Musim 2019/2020, terutama untuk sepakbola tidak bisa dilanjutkan," ujarnya.

Sudah dipastikan batal lanjut, namun belum ada keputusan soal juara serta sistem degradasi-promosi. Liga sepakbola profesional (LFP) dan federasi sepakbola Prancis (FFF) baru akan membahas itu dalam beberapa waktu ke depan.

Terkait keputusan yang dibuat Prancis, presiden LaLiga Javier Tebas melayangkan kritik. Dia heran mengapa kompetisi di sana sampai harus dihentikan dan menyebutnya sebagai hal kurang bijak dari segi ekonomi maupun sosial.

Ekspresi kecewa para pemain Paris Saint-Germain (PSG)

Menurut Tebas, sepakbola adalah sektor ekonomi vital bagian negara-negara Eropa. Sehingga akan lebih baik bila pemerintah mendukungnya agar bisa segera aktif kembali setelah dihantam krisis akibat pandemi virus corona.

"Jika sektor ekonomi penting tidak dilanjutkan, tentu dengan kontrol keselamatan, maka ujung-ujungnya mereka akan lenyap. Itu bisa terjadi dengan sepakbola profesional," kata Tebas.

"Di negara lain, tim-tim sudah mulai berlatih. Saya pikir itu contoh yang harus diikuti," sambungnya dikutip Goal.

PPN 12% Membebani? Ini Alasan Mengapa Frugal Living Bisa Guncang Ekonomi RI

Tebas juga heran, mengapa Prancis tidak memikirkan cara lain untuk melanjutkan kompetisi, seperti bermain di stadion tertutup. Dia juga membandingkan sepakbola dengan sektor bisnis lain yang melibatkan banyak orang dan dianggap lebih berisiko dalam penyebaran COVID-19 seperti pabrik atau industri nelayan.

Para pemain Paris Saint-Germain (PSG) merayakan gol Edinson Cavani (9)

Gibran Minta Menpar Gelar Event hingga Convention di Lokasi Pasca-Bencana Guna Pulihkan Ekonomi Setempat

"Saya tak paham mengapa bermain di stadion tertutup dianggap lebih berbahaya ketimbang pekerjaan di pabrik atau kegiatan nelayan, dan lain-lain," katanya. 

Dirjen Bea dan Cukai, Askolani saat menunjukkan barang hasil penegahan iPhone 16 untuk dimusnahkan dengan cara dipotong

Bea Cukai Soetta Musnahkan 289 Handphone Sitaan, Ada iPhone 16

Bea Cukai Soekarno-Hatta melakukan pemusnahan pada 289 unit handphone, komputer genggam, dan tablet (HKT) dengan nilai Rp867 juta.

img_title
VIVA.co.id
29 November 2024