Fakta Terungkap, Kaka Tak Pernah Mau Tinggalkan Milan
- Sky Sports
VIVA – Legenda AC Milan, Ricardo kaka, disebut tak pernah ada niatan untuk meninggalkan klub yang membesarkan namanya dan hijrah ke Real Madrid. Hal itu diungkapkan oleh agen Kaka, Gaetano Paolillo.
Kaka bergabung dengan Milan pada musim panas 2003 silam. Dia merumput selama enam musim sebelum akhirnya hijrah ke Real Madrid pada 2009.
Pemain asal Brasil itu merasakan puncak kariernya bersama Rossoneri. Dia menjadi pemeran utama ketika Milan meraih juara Liga Champions ketujuhnya pada 2007 silam.
Di tahun yang sama, Kaka menjadi pemenang Ballon d'Or. Dia disebut manusia terakhir yang memenangkan penghargaan individu paling prestisius tersebut lantaran satu dekade setelahnya dikuasai Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi sebelum akhirnya dipatahkan Luka Modric pada 2018 lalu.
Usut punya usut, Kaka sebenarnya tak pernah ingin pergi dari San Siro. Namun, kondisi keuangan klub yang memaksanya pergi. Nilai transfernya sempat menjadikannya pemain termahal dunia sebelum dipecahkan Ronaldo di tahun yang sama.
"Kebenarannya, Kaka tak pernah mau meninggalkan Milan. Dia dan keluarganya merasa sangat baik di Milan. Tapi, bagaimana pun, klub menempatkannya di daftar jual dan waktu itu Madrid adalah solusi terbaik," kata Paolillo dikutip Marca.
"(Direktur Milan Adriano Galliani) tak mau menjualnya tapi itu tak hanya tergantung darinya. Madrid selalu menjadi Madrid, bukan soal klubnya, tapi apa yang Kaka dapatkan di Spanyol tak sebanding dengan yang diberikan Milan," lanjut dia.
Lebih lanjut, Paolillo mengakui jika El Real sudah menggodanya untuk pindah sejak beberapa musim sebelumnya. Hanya saja, Kaka sendiri yang tak mau menerima tawaran tersebut sebelum akhirnya Milan terpaksa menjualnya untuk menyeimbangkan neraca keuangan.
"Setiap musim, Madrid menanyakan apakah ada peluang untuk merekrut Kaka. Pernah sekali, Franco Baldini dan Predrag Mijatovic datang ke rumahku dan mereka bertemu ayah Kaka. Dia selalu mengatakan hal yang sama: Kaka tak ingin pindah dari Milan," ungkap Paolillo.
"Saya ingat, setelah pertandingan terakhir bersama Milan pada 2009, dia pergi bermain untuk Brasil dan hanya membawa tas punggung bersamanya. Saya menemani dia ke (bandara) Malpensa dan saya ingat dia berkata, 'Sampai jumpa di sini ketika saya kembali'. Milan terpaksa menjualnya ke Real Madrid," tutur dia.