Selebrasi Atletico Madrid Bikin Bek Liverpool Kepanasan
- Twitter/@ChampionsLeague
VIVA – Bek Liverpool, Andrew Robertson tak senang dengan cara pemain Atletico Madrid merayakan kemenangan atas timnya.
Atletico meraih kemenangan 1-0 dalam leg 1 babak 16 besar Liga Champions di Wanda Metropolitano, Rabu dini hari WIB, 19 Februari 2020. Gol kemenagan Los Rojiblancos dicetak Saul Niguez pada menit ke-4.
Saat wasit meniupkan peluit panjang tanda pertandingan berakhir, para pemain Atletico bersorak kegirangan. Nah, momen itu yang membuat Robertson kepanasan. Dia menyebut Atletico bertingkah seperti tim yang sudah lolos ke perempat final saja.
Padahal, itu baru leg 1 dan selanjutnya, Liverpool akan bertindak sebagai tuan rumah pada 12 Maret 2020 mendatang.
"Mereka merayakannya seusai pertandingan seolah-olah mereka sudah lolos saja. Mereka akan mengunjungi Anfield dan kami tahu fans akan ada di sana," kata Robertson, dikutip BT Sport.
Robertson meyakini timnya akan bangkit. Masih banyak waktu untuk memperbaiki kesalahan. Selain itu, dukungan suporter juga bakal menjadi tambahan kekuatan The Reds.
"Kami menunjukkan penampilan yang cukup bagus dan kami tahu kami bisa lebih baik. Kami masih punya leg kedua untuk membalikkan keadaan,” tutur pemain 25 tahun itu.
Robertson juga menyikapi proses gol Saul yang menurutnya bukan karena permainan apik Atletico. Gol tersebut bagi Robertson hanya keberhasilan Atletico memanfaatkan kelalaian pemain Liverpool.
Ya, gol tersebut memang bukan berasal dari serangan yang dibangun dari belakang oleh pemain Atletico. Gol itu lahir dari situasi tendangan sudut.
Saul memanfaatkan kemelut di depan gawang The Reds yang tercipta berkat sepak pojok yang diambil Koke. Tanpa kawalan, Saul mengarahkan bola ke pojok kanan gawang dengan kaki kanannya.
"Bola tendangan sudutnya memantul, situasinya ketat tapi onside. Kami memberi mereka start terbaik dan mempunyai dukungan dari fans mereka sendiri," ucapnya.
Liverpool seperti kehilangan sihirnya saat kalah dari Atletico. Kesaktian mereka tak terkalahkan di Premier League tak berlaku di Wanda Metropolitano.
Meski bermain mendominasi dengan catatan penguasaan bola sebanyak 73 persen, namun Liverpool gagal menghasilkan satu pun tendangan tepat sasaran.