Potensi Ledakan Atalanta di Liga Champions

Para pemain Atalanta merayakan gol.
Sumber :
  • Twitter/@Atalanta_BC

VIVA – Dalam babak 16 besar Liga Champions 2019/20, tidak banyak tim non-unggulan yang bisa melaju. Namun, ada satu dari Serie A yang berpotensi membuat kejutan, yaitu Atalanta.

Klub berjuluk La Dea itu menjadi salah satu tim yang tampil cukup mengejutkan di Liga Champions musim ini. Berstatus sebagai debutan, Atalanta mampu melewati fase dengan genggaman tiket 16 besar.

Atalanta berhasil lolos ke fase knockout secara dramatis. Berada di Grup C, Atalanta dikepung sanggup menyingkirkan 2 tim yang sudah berpengalaman di Liga Champions, yakni Shakhtar Donetsk dan Dinamo Zagreb.

Menjadi bulan-bulanan di tiga pertandingan awal, Atalanta mampu bangkit pada tiga laga terakhir. Hasil 2 menang, 1 imbang, dan 3 kekalahan sudah cukup mengantarkan Atalanta melaju ke babak 16 besar.

Lolos dari fase grup merupakan torehan yang bersejarah bagi tim yang berdiri sejak tahun 1907 itu. Akan tetapi, catatan itu bakal lebih mengesankan jika mereka mampu membuat kejutan lebih lanjut dengan lolos ke babak perempatfinal.

Pada babak 16 Besar, Atalanta bertemu dengan Valencia. Kedua tim bisa dibilang sebagai kuda hitam di babak 16 Besar. Sebab, di fase grup, Valencia berhasil mengungguli Ajax untuk menemani Chelsea lolos ke 16 Besar.

Atalanta Punya Banyak Taktik

Keberhasilan Atalanta menjelma menjadi ganas tak lepas dari tangan dingin Gian Piero Gasperini. Berkat taktik yang diterapkan Gasperini, Atalanta mampu tampil konsisten di Serie A, meski harus membagi konsentrasi di Liga Champions.

Pada musim ini, tercatat Atalanta telah menggunakan tiga formasi berbeda. Skema 3-4-1-2 menjadi yang paling sering dipakai. Di Serie A, formasi tersebut telah digunakan pada 18 pertandingan, sedangkan 4 laga dipakai di Liga Champions.

Selain itu, Gasperini juga punya alternatif formasi jikan skema 3-4-1-2 mengalami kebuntuan. Berdasarkan data dari berbagai sumber, Atalanta pernah memakai 4-3-2-1 sebanyak 7 kali dan 3-5-2, yang pernah digunakan sekali.

Menempatkan tiga bek menjadi formasi kesukaan dari Gasperini. Tiga bek tengah yang kerap menjadi andalan adalah Rafael Toloi, Luis Palomino, dan Berat Djimsiti. Sedangkan, empat pos gelandang diisi oleh Hans Hateboer, Marten de Roon, Mario Pasalic, dan Robin Gosens.

Sementara itu, tiga pemain depan biasa diisi oleh pemain yang pergerakannya fleksibel. Mereka adalah Josip Ilicic, Alejandro Gomez dan Duvan Zapata, yang kerap saling bertukar posisi. Pun, Gasperini masih memiliki sosok Luis Muriel yang bisa menjadi solusi.

Kelemahan Atalanta

Meski memiliki konsistensi saat main di Liga Champions dan Serie A, Atalanta punya kelemahan yang bisa saja dimanfaatkan Valencia pada babak 16 besar nanti. Faktor pengalaman adalah titik lemah yang paling menonjol dari Atalanta.

Sebab, tidak mudah bagi Atalanta untuk menghadapi tekanan tinggi di kompetisi sekelas Liga Champions. Apalagi, Gasperini merupakan pelatih yang minim jam terbang di Liga Champions.

Kylian Mbappe Tak Berkutik dalam Laga Liverpool Vs Real Madrid

Selain itu, tidak banyak pemain Atalanta yang pernah merasakan tensi panas Liga Champions. Dari skuat yang ada saat ini, tak ada satu pemain Atalanta yang pernah mencicipi ajang Liga Champions sebelumnya.

Pep Guardiola Minta Maaf karena Pernyataan Kontroversial, Tak Ada Maksud Meremehkan Mental Health

Melansir Whoscored, titik lemah Atalanta ada empat aspek, yaitu sering membuat kesalahan individu, sulit menghentikan lawan membuat peluang, menjaga keunggulan, dan bertahan melawan pemain dengan individu yang tinggi.

Di Serie A, Atalanta sudah kebobolan 32 gol. Bukan cuma itu, torehan gol Atalanta juga tidak terlalu banyak. Produktivitas Atalanta masih kalah dari AC Milan, Parma, dan Hellas Verona, yang peringkatnya berada di bawah mereka.

Liverpool Bikin Real Madrid Catat Rekor Memalukan di Liga Champions

Menarik disimak, apakah Atalanta mampu melanjutkan kejutan di Liga Champions atau akan menjadi bulan-bulanan. Pada babak 16 besar nanti, Atalanta akan bertindak sebagai tuan rumah lebih dulu di leg pertama, sebelum bertandang ke markas Valencia pada laga leg kedua.

Manajer Manchester City, Pep Guardiola

Pengakuan Mengejutkan Guardiola: Ada yang Minta Saya Dipecat, Tapi Manchester City Tidak Melakukannya karena...

Pengakuan Mengejutkan Guardiola: Ada yang Minta Saya Dipecat, Tapi Manchester City Tidak Melakukannya karena...

img_title
VIVA.co.id
30 November 2024