Final Copa America Brasil Vs Peru, Saat Ambisi Dihadang Miltansi

Para pemain Timnas Brasil merayakan kemenangan di Copa America 2019
Sumber :
  • Instagram/@cbf_futebol

VIVA – Tite bersama pasukannya saat ini tengah bersiap untuk melanjutkan kemenangannya. Ya, Timnas Brasil berpeluang besar untuk kembali merajai Amerika Latin dengan menjuarai Copa America 2019. Saat ini, Dani Alves cs sudah berada di partai final dan akan jumpa tim kuda hitam, Peru.

Selain harus mempersiapkan diri, Brasil juga sudah semestinya melupakan mimpi buruk di Piala Dunia 2014 silam. Saat itu, Brasil yang juga berstatus tuan rumah justru harus menelan kekalahan memalukan 1-7 dari Jerman. Saat itu juga, Estadio do Maracana, stadion angker milik Brasil, jadi saksi kekalahan kandang terbesar sepanjang sejarah sepakbola Tim Samba.

Tampil meyakinkan sejak turnamen dimulai, Brasil tak menemukan kendala berarti. Di fase grup, Brasil keluar sebagai juara. Memetik dua kemenangan dan satu hasil imbang, membawa Brasil lolos ke perempatfinal dengan status juara Grup A.

Di babak delapan besar, Brasil harus melewati drama adu penalti melawan Paraguay. Meski gagal mencetak gol dalam waktu normal dan babak tambahan waktu, Selecao mampu menunjukkan mental juaranya setelah menang 4-3 (0-0) di Arena do Gremio, Porto Alegre.

Penyerang Timnas Brasil, Gabriel Jesus dan Roberto Firmino

Lawan tangguh kemudian berhasil dirobohkan Brasil di semifinal. Ya, Brasil mengubur mimpi musuh bebuyutannya, Argentina. Gol Gabriel Jesus dan Roberto Firmino memastikan kemenangan meyakinkan 2-0 Brasili atas Lionel Messi cs di Estadio Mineirao, Belo Horizonte, dan memastikan tiket lolos ke partai pamungkas.

Di sisi lain, Peru jelas jadi sorotan lantaran sukses melaju ke final. Sama sekali tak diunggulkan, pasukan Ricardo Gareca justru mampu membuktikan diri bukan tim anak bawang. Meski demikian, langkah armada Los Incas ke final tidak mudah.

Peru lolos ke perempatfinal dengan status peringkat ketiga terbaik dari Grup A. Sempat menang 3-1 atas Bolivia dan bermain seri 0-0 melawan Venezuela, Peru sempat dibantai Brasil 5-0 di partai terakhir. Ya, sebelum bertemu kembali di final, Peru lebih dulu jadi korban keganasan Brasil.

Akan tetapi, Peru berhasil bangkit justru saat turnamen memasuki fase knock out. Di luar dugaan, Peru berhasil menyingkirkan favorit juara, Uruguay, di babak perempatfinal. Lewat drama adu penalti di Itaipava Arena Fonte Nova, Salvador, skuat berjuluk Los Blanquirroja menang 5-4 (0-0).

Para pemain Timnas Peru menang atas Chile di semifinal Copa America 2019

Kejutan dari Peru belum selesai. Di babak semifinal, Peru dengan beringas melumat juara bertahan, Chile. Pasukan Reinaldo Rueda yang lebih diunggulkan dibanding Peru, justru menelan kekalahan telak 0-3 di Arena do Gremio. Dari dua hasil terakhir, Peru seakan menegaskan kepada Brasil bahwa mereka takkan mudah lagi dikalahkan seperti di fase grup.

 "Kami adalah tim yang tahu caranya mengatasi kesulitan. Ini hal yang sangat bagus untuk untuk tim kami. Kekalahan (melawan Brasil) akan menyakitkan bagi tim manapun. Tapi, kami mampu bangkit usai hasil itu. Kami layak mendapatkan banyak pujian atas itu," ujar Gareca dilansir Fox Sport.

Peringatan dari Juru Gedor

Paolo Guerrero jadi salah satu pahlawan Peru saat menggasak Chile di semifinal. Eks striker Bayern Munich dan Hamburg SV ini berhasil membobol gawang Gabriel Arias di menit injury time, setelah sebelumnya Peru mencetak dua gol lewat Edison Flores (21) dan Yoshimar Yotun (38).

Sebagai seorang kapten tim, Guerrero harus menunjukkan karakter kepemimpinannya. Dengan segudang pengalaman yang dimiliki, Guerrero akan kembali jadi andalan Gareca di laga kontra Brasil. 

Jelang final, Guerrero menegaskan publik harus menghormati timnya. Sebab dalam kacamatanya, kemenangan atas Uruguay dan Chile cukup membuktikan bahwa Peru tak boleh dianggap remeh.

Tak cuma itu, Guerrero juga melontarkan perang urat syaraf kepada calon lawannya. Menurutnya, status favorit yang dimiliki Brasil takkan berlaku di lapangan dan tak membuat Peru menjadi gentar.

Penyerang Timnas Peru, Paulo Guerrero, beraksi di Copa America 2019

"Kami menang meyakinkan saat orang-orang berbicara mengenai Chile. Orang-orang harus lebih menghormati kami," kata Guerrero dilansir Soccerway.

"Jika Brasil menyebut mereka favorit, maka mereka bisa mengatakan demikian. Tapi, di lapangan kami tak berpikir soal itu. Kami harus melakukan pekerjaan dengan kerendahan hati, seperti biasa," ucapnya.

Hampir senada dengan Guerrero, Flores pun ikut berkomentar soal peluang timnya di final nanti. Winger berusia 25 tahun ini tak menampik jika timnya sempat down setelah menelan kekalahan telak dari Brasil di fase grup. Akan tetapi menurutnya, saat Peru dipandang sebagai tim lemah dan tidak menjadi favorit, justru di situ kebangkitan dimulai.

"Kekalahan ke Brasil sangat sulit tetapi pertandingan ini akan berbeda. Tapi ini final, Anda harus memenangkan final dan kami akan berusaha dan bekerja keras dan mengangkat trofi Copa America 2019 ini," ujar Yotun dilansir Fox Sports.

Cari Perkara, Fans Israel Langsung Disemprot Suporter Lain di Olimpiade Paris 2024

"Kami selalu menjaga sikap rendah hati, kami berusaha untuk bekerja keras dalam permainan yang mana kami tidak pernah favorit, dan itu membuat kami lebih kuat lagi," katanya.

Kesuksesan Peru lolos ke final di Copa America edisi ke-46, jadi yang kedua tercatat dalam sejarah. Sebelumnya, Peru berhasil menembus final pada 1975 dan berhasil menjadi juara kala itu.

Kisah Otavio Dutra Pernah Lawan Legenda Brasil Robinho dan Kaka

Juara Sejati

Selain mencatat rekor belum terkalahkan sepanjang Copa America 2019 digelar, Brasil jadi satu-satunya tim yang belum kebobolan (di luar adu penalti). Ya, Alisson Becker yang dipercaya menjadi kiper utama berhasil menjaga gawangnya tetap perawan sampai ke final.

Benzema Jagokan Vinicius Junior Raih Ballon d'Or 2024: Dia Pemain yang Lengkap

Bukan cuma itu saja, Brasil juga jadi tim dengan catatan gol paling banyak selama ajang ini digelar. Dalam lima pertandingan, Brasil sudah mencetak 10 gol dan lima gol diantaranya bersarang di gawang Peru.

Saat berhasil membantai Peru 5-0 di babak penyisihan, Tite menyebut bahwa laga itu adalah yang terbaik ditunjukkan Brasil. Setelah laga itu juga, juru taktik berusia 58 tahun tersebut menyatakan ambsinya untuk membawa Brasil meraih gelar Copa America ke-9.

Pelatih Timnas Brasil, Tite

"Itu adalah salah satu pertandingan terbaik kami. Kami memiliki rata-rata 600 umpan per pertandingan, tetapi skor kami rendah. Hari ini, kami berhasil meningkatkan efektivitas permainan kami," ucap Tite dikutip Goal.

"Kami di sini untuk menang dan kami ingin menunjukkan sepakbola yang baik. Kami ingin melakukan yang terbaik dan kami senang melakukan itu. Kami selalu ingin mendapat kepuasan dari pekerjaan yang sudah kami lakukan, dan menyerap hal baik serta buruk dari apa yang sudah kami lakukan," katanya.

Apa yang diinginkan Tite cukup wajar. Sebab, Brasil sudah lebih dari 10 tahun selalu gagal jadi juara Copa America. Terakhir kali Brasil menjadi juara adalah di Copa America 2007 Venezuela.

Mampukah Brasil menjalankan misinya? Sanggupkah Tite mengantar Brasil merebut gelar Copa America ke-9? Jawabannya hanya akan ada di Estadio do Maracana, Rio de Janeiro, yang akan jadi panggung utama duel final Copa America 2019 antara Brasil kontra Peru, Senin 8 Juli 2019 dini hari WIB.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya