Tottenham Vs Ajax, Bentrok Dua Tim Pembunuh Raksasa

Trofi Liga Champions
Sumber :
  • Standard.co.uk

VIVA – Tak seorang pun menduga jika Tottenham Hotspur dan Ajax Amsterdam akan mampu menginjakkan kakinya di babak semifinal Liga Champions musim ini. Tak main-main, meski hanya dianggap sebagai pelengkap, kedua tim ini berhasil menjungkalkan banyak tim favorit juara. Kini, kedua tim kuda hitam ini harus membuktikan siapa diantara mereka yang berhak melaju ke final, dan mendapatkan label tim pembunuh raksasa.

Sekjen Blak-blakan Bilang Projo Siap Berubah Jadi Partai jika Diperintahkan Jokowi

Sebelum membahas lebih dalam, mari kita segarkan pikiran saat kedua tim memulai perjalanan setidaknya dari fase knockout.

Tottenham memulai perjuangannya saat berhadapan pemegang gelar juara Liga Champions 1996/1997 dan finalis Liga Champions 2012/2013, Borussia Dortmund. Di pertemuan pertama dalam babak 16 besar, armada London Utara langsung menunjukkan taringnya. Pasukan Mauricio Pochettino mampu menggasak Dortmund 3-0 di Wembley. Sumbangan gol Son Heung-min (47), Jan Vertonghen (83), serta Fernando Llorente (86), seakan memastikan langkah Tottenham ke perempatfinal. 

Tri Bhakti United Juara Turnamen Futsal Infinity 2024

Hasil positif kemudian diraih lagi oleh Harry Kane cs di pertemuan kedua. Meski harus melawat ke markas angker Dortmund, Signal Iduna Park, Tottenham menang lagi. Kali ini, gol tunggal Kane lah yang memastikan satu tiket perempat final jatuh ke tangan Tottenham.

Winger Tottenham Hotspur, Son Heung-Min

Pengakuan Guardiola Usai Manchester City Dihajar Juventus dan Terancam Gagal Total di Liga Champions

Lawan berat kemudian menanti di fase itu. Ya, Tottenham harus melakoni laga berat melawan sesama tim Inggris, Manchester City. Kembali, The Lilywhites tampil impresif kala menang tipis 1-0 atas City dalam laga perdana Liga Champions di rumah barunya, Tottenham Hotspur Stadium. Gol tunggal Son jadi modal positif bagi Tottenham menghadapi laga leg 2.

Di pertemuan kedua, Tottenham harus rela menelan kekalahan 3-4 dari City di Etihad Stadium setelah memberikan perlawanan hebat kepada tuan rumah. Meski kalah, sorak sorai para pemain Tottenham tetap kencang berbunyi. Sebab, Tottenham akhirnya jadi yang berhak melaju ke semifinal lantaran unggul produktivitas gol tandang.

Di sisi lain, Ajax sepertinya lebih menggemparkan lagi. Sebab, pasukan Erik ten Hag mampu menyingkirkan dua tim favorit juara. Di babak 16 besar, Ajax sudah harus berhadapan dengan juara bertahan, Real Madrid.

Ajax menelan kekalahan 1-2 dari Madrid pada pertemuan pertama di Johan Cruijff Arena. Kekalahan ini sepertinya bakal menghentikan langkah Matthijs de Ligt cs. Akan tetapi anggapan itu ternyata patah. Sebab, Ajax di luar dugaan berhasil menang atas Madrid.

Tak tanggung, Ajax mampu mempecundangi Madrid di Santiago Bernabeu dengan skor telak 4-1. Kemenangan ini kemudian memastikan laju Ajax ke babak perempatfinal. 

Kapten AJax Amsterdam, Matthijs de Ligt merayakan gol ke gawang Juventus

Kejutan yang dibuat Ajax tak berhenti sampai di sana. Berhadapan dengan Juventus yang diperkuat megabintang Portugal, Cristiano Ronaldo, armada Die Amsterdammers kembali menyengat. Melawat ke Allianz Stadium, markas Juventus, Ajax berhasil menahan imbang Juventus 1-1.

Mencengangkan, Ajax kembali membuat publik berdecak kagum saat berhasil mengalahkan Juventus 2-1 saat menjamu lawannya di Amsterdam. Sumbangan gol Donny van de Beek (34) dan De Light (67), mengantar Ajax lolos ke semifinal.

Kini, Tottenham dan Ajax harus saling berhadapan di semifinal. Kedua tim jelas punya peluang yang sama, apalagi Tottenham dan Ajax sama-sama didominasi oleh pemain-pemain muda. Peluang untuk mencatat sejarah pertama kalinya menembus partai final Liga Champions, jadi motivasi Tottenham dalam laga nanti.

Pun dengan Ajax yang sudah lama sekali tak tampil di partai puncak kompetisi level klub paling prestisius di Benua Biru. Meski punya empat titel gelar juara Liga Champions, nyatanya Ajax sudah lebih dari 20 tahun tak merasakan atmosfer final Liga Champions. Ya, terakhir kali Ajax berlaga di partai puncak adalah pada musim 1995/1996.

Kesempatan Langka Armada London Utara

Tak cuma Ajax yang punya motivasi tinggi. Tottenham juga punya ambisi yang sama. Kembali ke keterangan di atas tadi, bahwa ini adalah kesempatan besar Tottenham mencatat rekor dan sejarah baru Liga Champions.

Ya, Tottenham sebelumnya belum pernah sekalipun merasakan atmosfer final Liga Champions sepanjang keikutsertaannya.

Manajer Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettino

Hal ini lah yang dirasakan Pochettino, bahwa menembus partai puncak Liga Champions bukan hal mudah dan jarang ada kesempatan ini. Andai mampu mendepak Ajax, Tottenham untuk pertama kalinya sukses ke final sepanjang 136 tahun sejarah klub.

Tak lupa, Pochettino mengingatkan para pemainnya untuk menunjukkan sikap respect kepada calon lawannya.

"Kesempatan untuk bermain di semifinal Liga Champions tidak sering terjadi. Kami harus siap, itu sangat membuat kami bersemangat. Itu akan jadi pertandingan yang sangat kompetitif. Kami harus menunjukkan sikap menghormati lawan dan Ajax sangat layak untuk berada di sana," ucap Pochettino dikutip Tottenhamhotspur.com.

"Kami punya semangat dalam tim bahwa kami bisa mencapau apapun dan semuanya sangat mungkin. Itulah kekuatan kami. Kami punya kesempatan besar untuk bermain di semifinal, dan itu tidak sering terjadi. Kami harus siap dan itu membuat kami bersemangat," katanya.

Nasib Ajax Bukan Kebetulan

Seperti yang disebut tadi tak ada seorang pun yang memprediksi Ajax bisa melangkah sejauh ini. Hasil positif yang dibuat Ajax dipercaya Ten Hag bukanlah sebuah kebetulan. Sebab pelatih asal Belanda ini yakin, kesuksesan Ajax sejauh ini adalah hasil kerja keras pasukannya.

Selain itu, Ten Hag juga mengungkap bahwa kondisi seluruh pemainnya dalam keadaan baik. Asa yang dimiliki seakan jadi modal utama menghadapi Tottenham di London nanti.

Ten Hag juga mewajibkan armadanya untuk tetap menjaga kepercayaan diri di atas lapangan. Sebab meski punya peluang lolos ke final, Ten Hag menegaskan para pemainnya tidak bisa menganggap remeh Tottenham.

Pelatih Ajax Amsterdam, Erik ten Hag

"Saya tidak percaya (kebetulan). Saya percaya tim saya, para pemain di lapangan dan rencana yang kami lakukan bersama. Mereka bebas mengambil keputusan mereka sendiri jika sesuatu berubah di lapangan," ucap Ten Hag dikutip UEFA.com 

"Tim dalam kondisi baik, kami sangat bugar, sangat bersemangat dan segar. Kami pasti bisa menunjukkan yang terbaik yang kami miliki, dan kami tahu itu. Kami ingin kembali percaya diri di lapangan, tapi kami tidak bisa bersikap naif," katanya.

Ten Hag juga menegaskan, Ajax tidak akan berleha-leha untuk menghadapi laga nanti. Sebab Ten Hag tahu, sangat minim dukungan publik terhadap Ajax

"Pada awalnya tidak ada seorang pun yang memprediksi tim dari Belanda bisa menembus semifinal Liga Champions. Saya pikir itu menjadi moto tim kami. Kami mencapai sesuatu, tapi kami melakukan lebih. Kami tidak ingin beristirahat untuk kemenangan kami," ujar Ten Hag.

Selanjutnya, Tottenham akan menjamu Ajax di Tottenham Hotspurs Stadium dalam laga leg 1 babak semifinal Liga Champions 2018/2019.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya