Muka MU yang Tercoreng dan Sejarah Digdaya PSG di Tanah Inggris
- Instagram/@manchesterunited
VIVA – Sebuah catatan minor tercipta di Old Trafford setelah Manchester United dipecundangi Paris Saint-Germain (PSG). Sejarah buruk lahir saat armada Manchester Merah takluk dari PSG di markas sendiri, dimana dalam 141 tahun raksasa Inggris ini berdiri sebelumnya tak pernah kalah dari tim Prancis manapun.
Awalnya kepercayaan diri MU begitu tinggi. Bagaimana tidak, Paul Pogba cs tak pernah kalah dalam 10 pertandingan terakhirnya di semua ajang. Sebuah modal yang baik untuk berhadapan dengan PSG, yang di sisi lain justru tak diperkuat dua bintangnya, Edinson Cavani dan Neymar.
Sejak dinyatakan harus saling bunuh dalam undian babak 16 besar Liga Champions 2018/2019, Desember 2018, MU dan PSG memang punya nasib yang sedikit berbeda. PSG yang punya kekuatan finansial mahadahsyat, tampil beringas sejak awal musim. Tak cuma itu, armada Les Parisiens juga sukses lolos ke babak 16 besar dengan status juara Grup C
Dari enam laga yang dimainkan di fase grup, PSG berhasil memetik tiga kemenangan, dua hasil imbang, dan satu kekalahan. Sementara MU, The Red Devil memang memetik tiga kemenangan juga. Akan tetapi, MU harus melewati jalan terjal menuju babak 16 besar.
Tak cuma itu. PSG baru sekali kalah dalam 22 pertandingan di kompetisi domestik, Ligue 1. Sisanya, pasukan Thomas Tuchel berhasil memetik 19 kemenangan dan dua hasil imbang. PSG pun begitu kokoh duduk di puncak klasemen sementara Ligue 1 musim ini.
Sebaliknya, MU sempat terseok saat masih ditangani manajer ternama, Jose Mourinho. MU bahkan sempat terlembar dari posisi lima besar di awal laga ini. Akan tetapi, harapan baru datang setelah manajemen menunjuk Solskjaer menjadi caretaker. Hasilnya, MU berhasil mencetak rekor 10 laga tak terkalahkan di semua ajang.
Akan tetapi, modal percaya diri dan rentetean rekor tak terkalahkan dalam 10 laga terakhir tak jadi jaminan buat MU menghentikan agresivitas PSG. Ya, sumbangan gol Presnel Kimpembe dan Kylian Mbappe memastikan kemenangan PSG 2-0 atas MU, saat melawat ke Old Trafford dalam laga leg 1 babak 16 besar Liga Champions 2018/2019, Rabu 13 Februari 2019 dini hari WIB.
Wajah MU yang Tercoreng
Kekalahan atas PSG di Old Trafford bukan cuma membuat rekor Solskjaer putus, tapi juga membuat MU punya dua catatan buruk dalam 141 tahun berdirinya klub. Rekor yang sudah dipertahankan selama hampir satu setengah abad, rusak begitu saja usai laga itu.
Yang pertama, menurut laporan Standard, MU sebelumnya tak pernah kalah andai berhadapan dengan tim dari Prancis di Old Trafford dalam 141 tahun klub berdiri. Akan tetapi, hasil negatif yang diterima saat berhadapan dengan PSG membuat rekor itu patah.
Yang kedua, menurut data Opta, MU juga belum pernah kalah di Old Trafford dengan selisih dua gol dalam 141 tahun. Rekor ini juga rusak setelah kekalahan 0-2 dari PSG.
Selain dua catatan negatif itu, ternyata ada satu lagi fakta lainnya yang juga buruk. Ya, kartu merah yang diterima Pogba di menit 89 adalah yang pertama sejak 2013. Terakhir kali pemain MU yang diusir wasit adalah dalam Luis Nani saat melawan Real Madrid di babak 16 besar Liga Champions 2012/2013.
Setelah kekalahan ini, Solskjaer merasa mendapat pelajaran yang berarti. Manajer berpaspor Norwegia ini tahu bahwa MU tidak berada dalam kondisi terbaiknya musim ini. Menurutnya juga, kekalahan dari PSG tidak akan mempengaruhi hasil akhir. Hasil akhir menurut Solskjaer kemungkinan adalah bukan di ajang Liga Champions, tapi di Premier League. Sebab, tugas utama manajer 45 tahun ini adalah membawa MU finis di zona Liga Champions musim depan.
"Anda dapat melihat bahwa kami tidak bermain di level ini untuk sementara waktu dan kami harus belajar. Itu pengalaman yang baik. Itu tidak akan menentukan hasil kami di akhir musim. Itu yang harus kami pelajari,” ujar Solskjaer dilansir BT Sport.
Sejarah PSG di Tanah Inggris
Seperti yang disebut tadi, PSG mampu mencatat sejarah baru bagi Prancis. Ya, PSG adalah tim Prancis pertama yang mampu mengalahkan MU di Old Trafford untuk pertama kalinya. Selain itu, Thiago Silva cs juga yang membuat MU untuk pertama kalinya selama hampir satu setengah abad menelan kekalahan dengan margin dua gol di markas angkernya.
Meski berhasil menang dan punya peluang besar lolos ke perempat final, Tuchel ternyata tak jumawa. Pelatih asal Jerman ini merasa apa yang mampu dilakukan PSG di markas MU, bisa MU lakukan juga di Parc des Princes, markas PSG. Tak terlalu banyak berkomentar, eks juru taktik Mainz 05 dan Borussia Dortmund ini hanya mengatakan ia harus menyiapkan timnya jelang pertemuan kedua nanti.
"Kami tahu kami mampu memenangkan pertandingan. Tapi, mereka juga mampu menang di Paris. Kami hanya berada di pertemuan pertama dan kami harus siap untuk pertandingan kedua," ujar Tuchel dikutip Mirror.
Sementara itu, Mbappe yang jadi salah satu pencetak gol kemenangan PSG merasa pertandingan tersebut tak berjalan sempurna. Menurut penyerang muda Prancis ini, sosok Tuchel adalah pemegang peran penting kemenangan timnya. Sebab seperti yang diketahui, PSG melawat ke Old Trafford tanpa Neymar dan Cavani.
Mbappe sedikit bercerita soal instruksi Tuchel menempatkannya sebagai ujung tombak, menggantikan Cavani. Menurut Mbappe, pada awalnya ia cukup kesulitan untuk menempati posisi itu. Tapi pada akhirnya, apa yang diterapkan Tuchel ternyata berhasil.
"Pertandingan itu tidak sempurna, tetapi sangat baik. Itu adalah sistem yang benar-benar baru dengan banyak gelandang dan sedikit penyerang. Tuchel mengatakan kepada saya bahwa saya akan jauh lebih sedikit menyentuh bola. Itu sulit, karena saya masih mempelajari posisi ini. Kami tahu mereka (MU) ingin mencetak gol dan kami yang melakukannya," kata Mbappe dilansir Mirror.
Apakah PSG akan mampu melanjutkan dominasinya atas MU di pertemuan kedua? Atau, apakah Solskjaer dan MU yang berhasil membalas kekalahan di pertemuan pertama? Jawabannya akan ada dalam laga leg 2 babak 16 besar Liga Champions 2018/2019, saat PSG menjamu MU di Parc des Princes, Kamis 7 Maret 2019 dini hari WIB.