PSSI, Jangan 'Penjarakan' Pemain di Negeri Sendiri!
- Istimewa
VIVA – Sikap Ketua Umum PSSI, Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi, yang menahan kepergian Evan Dimas Darmono dan Ilham Udin Armaiyn demi meniti karier di luar negeri terus menuai sorotan. Kali ini, giliran eks pemain Timnas Indonesia, Budi Sudarsono, yang menyoroti komentar Edy terkait masa depan Evan dan Ilham.
Pekan lalu, Edy mengungkapkan pandangannya soal kepindahan Evan dan Ilham ke klub Malaysia, Selangor FA. Dalam komentarnya, Edy justru tak mendukung kepindahan Evan dan Ilham ke Negeri Jiran.
Justru, Edy menyatakan Evan dan Ilham seakan tak memiliki rasa nasionalisme tinggi dan lebih silau dengan gaji yang ditawarkan.
Apa yang diucapkan Edy sebenarnya aneh. Sebab, tak ada satu pun aturan yang melarang pemain berkarier di luar negeri.
Alasan menangguhkan pemain berkiprah di Malaysia karena kepentingan Timnas Asian Games 2018 pun juga terbilang sebagai salah satu paranoid semata. Sebab, Evan dan Ilham bisa saja dipanggil ke Timnas untuk ikut pemusatan latihan. Asal, prosedur pemanggilannya memang benar.
"Namanya pemimpin itu, beda-beda karakternya. Gaya memimpinnya dan pemikiran juga beda. Pasti, ada hal baik yang dipikirkan," kata Budi, Selasa 19 Desember 2017.
Budi menyatakan sebenarnya tak ada masalah dengan keputusan Evan dan Ilham menerima pinangan Selangor FA. Sebab, ambisi dan nasionalisme keduanya tak akan tergerus sedikit pun.
Dan, anggapan Edy terkait permainan Evan serta Ilham yang akan terbaca oleh lawan, disebut Budi, sama sekali tak berdasar. Dengan berlaga di negara lain, justru kemampuan pemain tersebut bisa meningkat.
"Kami, sebagai pemain, butuh kesejahteraan dan terutama jam terbang. Bermain di luar negeri bisa mendapatkan pengalaman baru. Tapi, yang tadi saya bilang, pemimpin gayanya beda-beda. Di era saya, Pak Nurdin Halid mendukung. Sebab, saya merantau agar bisa lebih baik lagi," ujar pria yang pernah berlaga untuk klub Malaysia, Polis Diraja Malaysia FA, ini. (one)