Lapangan Tsunami Cup Mirip Sawah, Panitia Punya Pembelaan
- VIVA.co.id/Dani Randi
VIVA – Kualitas lapangan Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, yang digunakan untuk menggelar pertandingan Aceh World Solidarity Cup (AWSC) 2017 mengundang kritik tajam. Saat diguyur hujan, lapangan nampak menjadi mirip dengan sawah.
Ketika tim nasional Indonesia melawan Mongolia, Senin 4 Desember 2017 malam, pemain dari kedua tim harus bertarung juga dengan lumpur tebal. Hal tersebut terlihat dari baju dan tubuh mereka yang dipenuhi lumpur.
(Baca juga: Lapangan Tsunami Cup Berkualitas Buruk, Mirip Sawah)
Dalam beberapa kesempatan, ada pula pemain yang menepi ke bangku cadangan meminta agar wajahnya disiram air akibat tertutup lumpur. Di sosial media pun ramai kritik yang dialamatkan kepada panitia pelaksana.
Menjawab kritik tersebut, Ketua Panitia Pelaksana AWSC 2017, Zaini Yusuf, coba memberi pembelaan. Menurutnya, Stadion Harapan Bangsa sudah mereka persiapkan sejak tiga bulan lalu, namun cuaca kini berubah dan kondisi lapangan pun menjadi buruk.
"Tidak ada artinya 3 bulan itu dalam satu malam main langsung rusak," kata Zaini kepada wartawan.
(Baca juga: Indonesia Tumbangkan Mongolia Lewat Drama 5 Gol)
Meskipun menuai banyak kritik, mereka enggan memindahkan lokasi pertandingan ketika Timnas Indonesia berhadapan melawan Kirgyzstan pada Rabu 6 Desember 2017 nanti. Alasannya, stadion alternatif yang ada, H. Dirmuthala Lampineung tidak sesuai dengan standar FIFA.
"Itu alasan kuat kami dan tetap dilanjutkan di stadion Harapan Bangsa. Kita terima semua kritikan, dan Insya Allah, ke depan, akan lebih baik dengan cuaca yang lebih baik," katanya. (ren)