Haruskah Riedl Dipertahankan? Ini Rapor Penampilannya

Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl (tengah)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

VIVA.co.id – Masa depan Alfred Riedl di timnas Indonesia masih tanda tanya. Meski berhasil membawa Skuat Garuda secara mengejutkan lolos ke final Piala AFF 2016, pelatih Austria itu masih ada peluang untuk diganti.

Pengakuan Menohok Madam Pang soal Timnas Indonesia

Riedl sudah menyatakan ingin bertahan di Indonesia, meski sebelumnya sempat menyatakan akan pensiun usai turnamen ini. "Semua tergantung kepada federasi," katanya, seperti dilansir dari situs resmi Piala AFF.

"Tapi, akan menarik bagi saya bila bisa membangun tim yang lebih tangguh, untuk menantang Thailand dalam beberapa tahun ke depan," tambah Riedl.

Piala AFF 2024 Diundur, Ini Jadwal Timnas Indonesia

Lalu, bagaimana performa Riedl bersama Timnas secara statistik setelah tiga kali memimpin Indonesia di ajang Piala AFF?

Dalam karier pertamanya membesut Indonesia di 2010, Riedl tampil memikat. Tim asuhannya begitu ofensif. Enam kemenangan dan satu kekalahan dicatatkan Irfan Bachdim cs, tetapi kalah pada laga final melawan Malaysia.

Jelang Piala AFF 2024, Timnas Vietnam Bakal Naturalisasi Bomber dari Brasil

Sedangkan pada 2016, Riedl juga melakoni tujuh pertandingan sampai final dengan catatan empat kemenangan, sekali imbang, dan dua kali kalah. Usaha Riedl kembali menemui jalan buntu.

Sementara itu, penampilan paling mengecewakan Riedl bersama Indonesia terjadi pada Piala AFF 2014. Ketika itu, Skuat Garuda hanya bisa menang sekali, imbang sekali, dan kalah sekali sehingga gagal lolos ke semifinal.

Total, Riedl mencatatkan 11 kemenangan, dua kali imbang, dan empat kali menelan kekalahan bersama Indonesia dalam tiga edisi Piala AFF.

Produktivitas Timnas Tinggi

Secara produktivitas, Timnas asuhan Riedl juga sangat memuaskan. Indonesia bermain dengan tipikal menyerang dan sangat ofensif.

Pada 2010, yang notabene tim terbaik yang pernah dimiliki Riedl, Indonesia tampil begitu produktif. Total, Timnas mencetak 17 gol dan hanya enam kali kebobolan.

Dua tahun berselang, penampilan Indonesia kurang memuaskan. Terbentur persiapan yang sangat mepet, Timnas hanya bisa mencetak tujuh gol dan tujuh kali kebobolan.

Pada 2016, secara produktivitas memang tim asuhan Riedl sangat bagus dengan mencetak total 12 gol. Namun, dari segi kebobolan juga sangat banyak yaitu 14 kali.

Dalam tiga edisi, Indonesia asuhan Riedl total berhasil mencetak 36 gol dan 27 kali kebobolan.

Kalau melihat dari statistik, karakter Timnas yang dibangun Riedl sangat baik. Agresif dalam membangun penyerangan dan punya karakter untuk berani menyerang.

Tak heran, angka kemenangan cukup tinggi begitu juga dengan jumlah gol yang diciptakan Timnas selama dalam asuhannya. Jadi apakah Riedl pantas dipertahankan? Keputusan itu kembali ke PSSI. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya