Jadi Target Kritik, Yanto Basna Dianggap Belum Siap Mental
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
VIVA.co.id – Yanto Basna mendapat sorotan dari publik setiap kali turun membela tim nasional Indonesia di fase Grup A Piala AFF 2016. Pada tiga pertandingan yang lalu, dia dianggap kerap melakukan kesalahan.
Berposisi sebagai bek tengah, kesalahan yang dibuat tentu memiliki risiko besar membahayakan gawang sendiri. Meski masih berusia muda, ia dituntut memiliki kematangan dalam bermain.
"Dalam beberapa pertandingan terakhir, Yanto memang kurang maksimal. Dia seringkali out of position dan kadang kurang tenang saat mendapatkan bola," ujar eks pemain timnas Indonesia, Imran Nahumarury kepada VIVA.co.id, Senin 28 November 2016.
Kesalahan Yanto paling fatal terjadi ketika Indonesia kalah 2-4 dari Thailand di pertandingan perdana Grup A. Ketika hendak membuang bola, tendangannya malah tidak kena, sehingga mampu dimanfaatkan lawan.
Alhasil, bola langsung ditendang dan masuk ke gawang Indonesia yang dijaga Kurnia Meiga Hermansyah. Dan menurut Imran, pemain asal klub Persib Bandung itu masih butuh jam terbang bersama skuat Garuda.
Pembacaannya terhadap pemain lawan masih kurang, sehingga dia sering kehilangan bola ketika berduel yang seharusnya bisa dimenangkan.
"Yanto bukannya tidak bagus. Mungkin karena ini kesempatan pertama dia, jadi ada rasa nervous. Main di klub dia bagus kok," tutur pria yang kini aktif sebagai komentator sepakbola di televisi nasional itu.
Pada pertandingan semifinal nanti, Indonesia akan berhadapan dengan Vietnam. Dalam leg pertama yang berlangsung di Tanah Air pada 3 Desember 2016, Yanto tak bisa tampil.
Dia terkena akumulasi kartu kuning bersama dengan Fachruddin Aryanto. Alfred Riedl selaku juru taktik otomatis hanya memiliki Gunawan Dwi Cahyo dan Hansamu Yama Pranata sebagai pelapis.
Formasi Lawan Singapura Lebih Ideal
***
Terkait dengan skema permainan yang diterapkan Alfred Riedl sejauh ini, Imran menilai melawan Singapura lebih ideal. Menempatkan Bayu Pradana sebagai gelandang bertahan terbukti mampu menjaga keseimbangan ketika bertahan dan menyerang.
"Kalau di dua pertandingan awal, lini tengah selalu telat menutup. Bola serangan lawan otomatis langsung berhadapan dengan bek," ujarnya.
Dan untuk melawan Vietnam nanti, dia mengingatkan agar pemain sayap Skuat Garuda, Andik Vermansyah dan Rizki Rizaldi Pora untuk sigap dalam bertahan.
Sebab, di beberapa pertandingan sebelumnya, ketika lawan menyerang keduanya lambat untuk turun ke belakang.
"Andik dan Rizki Pora sering terlambat turun bantu pertahanan. Bek sayap kita, Abduh (Lestaluhu) dan Benny (Wahyudi) justru jadi harus berhadapan dengan dua pemain sayap lawan ketika diserang," tutur Imran.