'Waktunya Riedl Lengserkan Kurnia Meiga'

Kiper timnas Indonesia, Kurnia Meiga
Sumber :

VIVA.co.id – Kritikan pedas menghampiri Kurnia Meiga Hermansyah usai tampil buruk bersama timnas Indonesia. Publik, lewat media sosial, mendesak pelatih Indonesia, Alfred Riedl, untuk mencadangkannya.

Kenyataan Pahit Usai Ditumbangkan Vietnam, Peringkat FIFA Timnas Indonesia Resmi Merosot

Performa Meiga terbilang sangat buruk. Dalam dua laga, gawangnya sudah kebobolan enam kali.

Dari enam gol yang bersarang, beberapa terjadi karena kesalahannya. Lalu, dia juga sedikit melakukan penyelamatan.

Bung Towel Kritik STY soal Skuad Piala AFF: Jangan Turunkan Anak Pramuka ke Medan Perang

Terkait hal ini, mantan pemain timnas Indonesia, Supriyono Prima, menilai Meiga sudah seharusnya diganti oleh Riedl. Supriyono menganggap Andritany Ardhiyasa lebih layak menjaga gawang Indonesia di laga kontra Singapura, malam nanti WIB.

Ada beberapa hal yang memperkuat pendapat Supriyono. Yang paling utama, Meiga belum berada dalam kondisi fisik terbaiknya usai cedera. 

Ngeri, Pemain Vietnam Luka Luka Usai Lawan Filipina

"Kurnia Meiga harus diganti dulu. Dua bulan dia cedera. Kemudian, saat melawan Vietnam di laga uji coba dia kebobolan tiga kali," kata Supriyono kepada VIVA.co.id, Jumat 25 November 2016.

Supriyono menganjurkan kepada Riedl untuk memasang Andritany. Grafik permainan Andritany, disebutkan eks bek Persib Bandung itu, sangat bagus sepanjang Torabika Soccer Championship (TSC).

Ya, Persija Jakarta, klub yang dibela Andritany, boleh saja sedang terpuruk. Tapi, statistik individu Andritany terbilang luar biasa. Sudah 101 penyelamatan yang dilakukannya.

"Perkembangan dia semakin hari juga lebih baik. Catatan penyelamatannya bagus," jelas Supriyono.

Tak cuma menyarankan agar mengganti kiper, Supriyono juga berharap agar Riedl melakukan penyegaran di sektor tengah. Dedi Kusnandar bisa menjadi pilihan untuk menemani Evan Dimas Darmono atau Stefano Lilipaly di lini tengah.

"Harus ada keseimbangan. Harus berani coba formasi dan pemain lain. Sebab, dua kali jelas, tak ada keseimbangan," ujar Supriyono. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya