'Messi Indonesia' Cerita Kerasnya Persaingan di Eropa
- Istimewa
VIVA.co.id – Talenta muda Indonesia, Tristan Alif Naufal, sempat menghebohkan penikmat sepakbola dunia, setelah kemampuan mengolah si kulit bundarnya tersebar melalui Youtube beberapa tahun lalu. Bahkan, klub elit Belanda, Ajax Amsterdam mengundangnya untuk berlatih.
Alif, kemudian dinobatkan sebagai Most Valuable Player di Ajax International Camp 2014 lalu. Ajang tersebut diikuti oleh 250 anak dari 20 negara dengan rentan usia 8-16 tahun.
Terbaru, bocah yang dijuluki "Messi Indonesia" tersebut berkesempatan bergabung dengan klub La Liga, Leganes, namun gagal karena terbentur regulasi FIFA.
Alif pun bercerita tentang pengalamannya di Eropa. Berbagai pengalaman berbeda dirasanya, saat berusaha menembus kerasnya persaingan di "Benua Biru".
"Waktu di Leganes, saya melakukan latihan dengan klub. Saya juga diturunkan, ketika melakukan pertandingan persahabatan. Banyak pengalaman yang saya dapatkan di sana," kata Alif.
"Ada perbedaan tipe latihan antara Ajax dan Leganes, seperti cara latihan passing, dribbling dan sebagainya. Lebih nyaman latihan di Ajax, karena saya cukup lama di sana dibandingkan di Leganes," lanjut dia.
Gagalnya Alif bergabung dengan Leganes, karena regulasi FIFA artikel 19, yang mengharuskan pesepakbola berusia di bawah 17 tahun dan bergabung dengan klub luar negeri diwajibkan untuk didampingi oleh orang tua.
Menyangkut masa depan Tristan, sang ayah, Ivan Trianto, mengatakan dirinya tidak ingin berbicara banyak dan lebih fokus mencari solusi bersama Kedutaan Besar Indonesia.
"Mengenai waktu, semoga awal tahun sudah beres. Sebenarnya, pihak manajemen tidak mau menunggu hingga usia Tristan 18 tahun untuk teken kontrak, itu terlalu lama," tutur Ivan. (asp)